TIMES JATIM, SURABAYA – Founder Yayasan d'Topeng Kingdom, Reno Halsamer yang menaungi Minilemon Movie Academy dan Minilemon Studio memberikan kuliah tamu di Petra Christian University (PCU) Surabaya, Jumat (21/3/2025).
Mata kuliah ini diambil oleh mahasiswa semester 4 semua Program Studi Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif (FHIK). Ada tujuh kelas atau sekitar 300 mahasiswa yang menjadi peserta.
Reno membagikan kisah menemukan ide-ide di balik bisnis kreatif menekuni dunia museum dan film animasi kepada ratusan mahasiswa dan dosen mata kuliah Fakultas Creativepreneurship. Kuliah tamu mengusung tema besar "Membangun Kreativitas Melalui Dunia Industri".
Founder Yayasan d'Topeng Kingdom, Reno Halsamer menerima cinderamata dari Dekan FHIK PCU Dwi Setyawan, Jumat (21/3/2025).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Perjalanan membangun museum bukan hal mudah. Reno bercerita bahwa begitu banyak pihak yang menentang ide gila tersebut hingga ia berhasil mewujudkannya.
"Dunia kreativitas memiliki peluang kerja yang sangat luar biasa," ucap Reno.
Bagi dirinya, dunia kreatif bisa mendatangkan banyak cuan jika memang bersungguh-sungguh menekuni passion dan mampu menangkap peluang besar.
Mengubah benda-benda di sekitar menjadi sesuatu berpeluang bisnis bukan hal mustahil di tengah perkembangan dunia digital saat ini.
"Di sekitar kita, apa saja bisa jadi bisnis," ungkap Reno Halsamer saat mengisi seminar di Ruang Audio Visual T.502 Gedung T PCU.
Reno menceritakan awal mula pengalaman menjelajah dunia kreatif dalam bidang kolektor seni rupa. Dia merupakan kolektor ribuan topeng klasik dan lukisan.
Dari situlah, Reno berhasil membangun museum sebagai tempat penyimpanan artefak langka dan pusat edukasi peradaban. Benda-benda bernilai seni tinggi ini memang memiliki penikmat tersendiri.
Ia memberikan contoh sejak masa Laksmana Cheng Hoo, perdagangan barang-barang keramik dan porselen ke Nusantara merupakan salah satu cara meneguhkan peradaban dan mengenalkan tradisi sebuah negara kepada negara lain.
Reno juga mengoleksi piring keramik dan porselen tersebut yang kini terawat di museum dan bisa menjadi pusat edukasi bagi generasi muda.
Karena ketekunan mengumpulkan benda-benda kuno itulah, Reno saat ini memiliki enam museum sejak berdiri tahun 2014 silam. Mulai Museum History of Java Museum hingga Majapahit Culture Park yang telah menarik perhatian dunia.
Reno memiliki misi mulia. Ia ingin agar benda-benda langka itu tersimpan di negeri sendiri.
"Di Belanda ada ribuan benda-benda budaya. Hampir tersebar ke seluruh Eropa dan Amerika dan masuk ke museum-museum papan atas," katanya.
Kepada mahasiswa ia tak lupa berpesan, agar tetap menekuni dunia kreatif terutama memanfaatkan digitalisasi. Ia juga dengan senang hati apabila mahasiswa ingin berdiskusi tentang industri kreatif dan menjadi seorang entrepreneur.
"Dunia kreativitas tidak pernah membatasi perbedaan, suku dan agama. Orang melihat karya, bukan melihat siapa yang membuat," katanya.
Founder Yayasan d'Topeng Kingdom, Reno Halsamer saat mengisi kuliah tamu di Petra Christian University (PCU) Surabaya, Jumat (21/3/2025).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
"Jika ingin menjadi seorang artist yang berhasil, tidak boleh tinggi hati dan mempertahankan idealisme sehingga tidak mau mendengar kritik dan saran pasar," tambahnya.
Namun demikian , lanjutnya, idealisme dalam mempertahankan passion sangat perlu dilakukan. Perlu kesabaran merintis proses idealisme tanpa menolak perkembangan teknologi.
Termasuk membuka diri terhadap kehadiran Artificial Intelligence (AI) sebagai opportunity yang mendukung proses kreatif. Seperti dalam pembuatan voice konten.
"AI bisa memotong banyak cost produksi," tandasnya.
Ciptakan Karakter Minilemon
Melihat perkembangan digital tersebut, Reno Halsamer mulai mengembangkan kreativitas baru dengan menciptakan film animasi berdasarkan wajah-wajah topeng yang ia koleksi. Ia membuat riset dan berdiskusi dengan sejumlah rekan hingga terlahir Minilemon pada tahun 2015.
Bukan sekadar hiburan, tetapi Minilemon yang memiliki sentuhan animasi sekelas Angry Bird buatan Pixar ini merupakan sebuah film yang mampu membangun positive character anak-anak. Minilemon sarat pesan moral serta mengajarkan nilai-nilai budaya dan gotong royong.
"Saya pikir topeng adalah media yang tepat untuk membangun animasi," kata Reno.
Hebatnya lagi, pembuatan animasi ini melibatkan puluhan siswa SMK sebagai animator di bawah mentor sutradara kawak, Heriyadi Natawijaya. Dunia animasi yang kompleks memang membutuhkan kolaborasi kreatif.
"Dunia kreativitas adalah dunia kolaborasi, kita tidak bisa individual dan enggan membuka diri terhadap orang lain. Kita perlu saling mendukung. Membangun bisnis dalam dunia kreativitas adalah masa depan kita semua," demikian pesan Reno Halsamer.
Di samping Minilemon Movie, Minilemon Studio juga bakal mengembangkan berbagai project dengan merilis Bed Time Story untuk membangun hubungan ibu dan anak melalui cerita sebelum tidur.
"Kontennya tidak hanya film Minilemon saja, tetapi nantinya ke depan kita juga bisa bikin film-film pendek. Seperti misal bed time story," ujar Reno Halsamer.
Saat ini, Minilemon juga sudah mulai berkembang ke berbagai macam sektor, mulai café, food and beverage hingga merchandise.
Pada kesempatan yang sama, Dekan FHIK PCU Dwi Setyawan mengungkapkan apresiasi tersendiri. Acara kuliah tamu merupakan bagian dari mata kuliah fakultas Creativepreneurship yang diikuti oleh mahasiswa dari lintas program studi dan program agar dapat berkolaborasi dan belajar menjadi entrepreneur yang kreatif.
"Hari ini kami memang sengaja mendatangkan rekan kami yang betul-betul sosok creativepreneur dari Surabaya yaitu Pak Reno Halsamer," ujar Dwi.
"Pak Reno ini semua bisnisnya terkait dengan kreativitas, maka beliau adalah contoh yang sangat bagus bagi mahasiswa dan mahasiswi kami bagaimana seorang creativepreneur belajar dan mengembangkan usahanya," sambung Dwi.
Ia berharap mahasiswa FHIK PCU dapat menyerap ilmu dan mencetak creativepreneur yang berkontribusi bagi bangsa.
"Sehingga ke depan, tidak hanya seorang Pak Reno yang sukses, tetapi juga mahasiswa-mahasiswa lulusan FHIK PCU bisa meneruskan jejak beliau," ungkapnya.
Ke depan, Dwi juga memiliki keinginan agar mahasiswa terlibat dalam pembuatan film animasi Minilemon. Seperti
"Karena sebenarnya banyak sekali kesempatan-kesempatan yang bisa kita kerjakan bersama. Misalkan Minilemon perlu banyak ilustrator, desainer termasuk desainer bajunya dan lain-lain karena kami punya jurusan fashion juga. Tentu ceritanya pun membutuhkan script writer bisa dibantu oleh teman-teman sastra dan bahasa," jelasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Reno Halsamer Isi Kuliah Tamu di PCU, Bagikan Kisah Membangun Museum dan Minilemon
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |