TIMES JATIM, GRESIK – Setelah berhasil membudidayakan talas berukuran jumbo, pemuda di Desa Wotan, Panceng, Kabupaten Gresik, mengolah talas menjadi produk kekinian. Olahan talas tersebut dilabeli dengan brand 'Raja Talas'.
Owner PT Meta Agro Tani, Didik Sihabul Millah mengatakan, Raja Talas merupakan ekspansi bisnis dari sebelumnya yang fokus dalam budidaya talas dan peternakan.
Untuk tahap awal, produk olahan talas yang serupa dengan lumpia berisi talas dan aneka topping ini dibanderol Rp10 ribu sampai Rp25 ribu per bungkus.
"Kami yakin bisa bersaing, apalagi kami menghadirkan konsep yang lebih kekinian," katanya saat grand opening Raja Talas di Eduwisata Desa Doudo, Sabtu (14/1/2023).
Didik mengungkapkan, untuk tahap awal, produk olahan talas yang dijual adalah lumpia. Namun, ke depan, aneka produk berbahan dasar talas akan dijual seperti donat, keripik serta es krim.
Ide awal menjual olahan talas, Didik ingin hasil panen tanaman dengan nama ilmiah Colocasia esculenta ini bisa dikenal dan bisa dinikmati kalangan milanial.
Olahan talas menjadi produk kekinian. (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)
"Kalau diolah jadi jajanan kekinian kan bisa dinikmati semua kalangan, kita lihat umbi talas biasanya hanya dikukus lalu dimakan, itu hanya dinikmati orang usia 40 keatas," imbuh dia.
Mengonsumsi talas, kata Didik memiliki banyak manfaatnya. Salah satunya bisa menjadi pengganti nasi yang cocok bagi penderita diabetes maupun program diet.
"Makanan ini menyehatkan, serta rendah gula," terangnya.
Bagian Pemasaran dan Promosi, Raja Talas, Alfi yakin produknya bisa diterima dan diminati khusunya kalangan muda. Selain konvensional, promosi juga dilakukan di berbagai platform media sosial.
"Kami gencarkan promosi baik secara langsung maupun di media sosial," ujarnya.
Alfi menambahkan, dalam pengembangan kedepan, dia membuka kerjasama usaha dengan model kemitraan. Nantinya, seluruh peralatan, booth serta bahan baku sudah tersedia.
"Jadi tinggal menjalankan saja, dan menerima keuntungan, kami membuka kemitraan yang seluas-luasnya, ada pilihan oaket usahanya," tambahnya.
Dia menerangkan, setiap pembelian produk, pihaknya memberikan secarik kertas yang berisi tentang sejarah kerajaan yang ada di Indonesia.
Ide ini, kata Alfi, bisa memberikan edukasi sejarah kepada masyarakat. Misalnya, membeli Paket Majapahit, maka kertas itu berisi ulasan singkat kerajaan Majapahit.
"Ini memang baru dan bagian dari edukasi sejarah," tutupnya.
Cuan dari Talas dan Hasil Seminar
Setelah pada 2021 memulai budidaya talas, Didik bersama pemuda lainnya mulai menikmati manisnya menjadi petani. Dia lantas mendirikan PT Meta Agro Tani.
Dia bercerita, awal mulai terjun membudidayakan talas usai mengikuti seminar serta mendapatkan ilmu dari Akademisi IPB (Institut Pertanian Bogor) Jawa Barat.
"Saat itu saya mengikuti seminar, lalu mencoba membudidayakan di lahan empat hektare, ini sudah panen kedua," terangnya.
Dari modal nekat dan ketekunan, pemuda murah senyum itu mulai mendapatkan hasilnya. Di tiap lahan 1 hektare, dia mendapatkan laba kotor sekitar Rp200 juta.
"Talas kami jual Rp10 ribu perkilogram. Kami memiliki 4 hektare lahan dengan sistem sewa, untuk siap talas panen dibutuhkan waktu 7 bulan," katanya.
Didik mengaku talas yang dibudidayakan ini berbeda dari yang lainnya. Dia menamai Talas Pratama karena hasil persilangan dari berbagai jenis umbi talas. Hasilnya pun bagus, satu tanaman bisa menghasilkan 2 sampai 3 Kilogram talas.
"Ternyata sangat diminati pasar, selain olahan talas dijadikan kuliner kekinian, talas juga dijual langsung ke pasar atupun pusat perbelanjaan lainnya," terangnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bisnis Menggiurkan, Pemuda Gresik Cetak Cuan dari Olahan Talas
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Deasy Mayasari |