https://jatim.times.co.id/
Ekonomi

300 Hektare Lahan Padi Petani Terancam Tikus, Pemkab Malang Dorong Rubuha Jadi Solusi

Selasa, 08 Juli 2025 - 19:13
300 Hektare Lahan Padi Petani Terancam Tikus, Pemkab Malang Dorong Rubuha Jadi Solusi Bupati Malang HM Sanusi didampingi Kepala Dinas TPHP Kabupaten Malang, Avicenna Saniputera, saat memanen padi di Kromengan Kabupaten Malang. Tanaman padi di wilayah ini waspada serangan tikus. (Foto: Amin/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Musim panen pertanian padi terancam menyusut akibat serangan hama tikus di sejumlah wilayah di Kabupaten Malang. Pemkab Malang mendorong Rumah burung hantu (Rubuha) jadi solusi ancaman tersebut. 

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang, Avicenna M. Saniputera mengungkapkan, serangan hama tikus dilaporkan terjadi sejumlah lahan di 17 kecamatan. 

"Per pertengahan Juni 2025 lalu, luas tanaman padi yang terkena serangan tikus seluas 45,1 hektar. Dan, sasaran serangan pada tanaman padi yang perlu diwaspadai mencapai 301 hektar," terang Avicenna, kepada TIMES Indonesia, Selasa (8/7/2025). 

Dari areal pertanian padi di 17 kecamatan tersebut, tercatat wilayah harus diwaspadai banyak terserang hama tikus berada di kecamatan Kromengan seluas 60 hektar. Kemudian, wilayah pertanian di kecamatan Wajak (55 hektar) dan Sumberpucung (50 hektar). 

Selain itu, harus diwaspadai serangan pada tanaman pada di wilayah Singosari seluas 24,5 hektar dan Karangploso, seluas 19 hektar. 

Strategi rumah burung hantu ini, kata Avicenna, misalnya sudah dilakukan petani di Desa Kaumrejo Ngantang Kabupaten Malang. 

"Di Kaumrejo Ngantang itu terkena serangan tikus. Awalnya panen hanya sekitar 3 ton. Setelah memanfaatkan rubuha, bisa hasil panen meningkat jadi 8 ton. Rubuha ini jadi solusi jitu membantu petani," tandasnya. 

Menurut Avi, penerapan rubuha ini sebenarnya sudah ada di beberapa lokasi pertanian, namun masih sedikit dipraktikkan dan belum masif. 

Karena itu, strategi pembasmi tikus dengan rubuha ini kini terus digencarkan sosialisasinya oleh Bupati Malang bersama Dinas TPHP Kabupaten Malang. 

Dikatakan, rubuha sendiri akan menjadi salah satu strategi yang dipakai DTPHP dalam mengendalikan hama tikus, dengan memanfaatkan peran predator burung hantu Tyto alba).

Rubuha yang ada sekarang, kata Avicenna, masih banyak dilakukan petani dan masyarakat desa. 

"Untuk stimulus, masih kita siapkan programnya. Akan kita gerakkan pemanfaatannya secara bertahap, di seluruh desa. Dimulai dari daerah pertanian yang potensi serangan tikusnya parah," terangnya. 

Selain bisa menjadi predator alami bagi tikus, burung hantu juga mudah dikembang biakkan. 

"Peranan burung hantu nantinya, diharapkan bisa menjadi musuh alami tikus. Burung hantu yang berkembang biak sendiri ini seperti yang sudah ada di Desa Rembun Dampit," demikian Avicenna. (*) 

Pewarta : Khoirul Amin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.