https://jatim.times.co.id/
Berita

Petani Kopi Lereng Argopuro Masih Lakukan Petik Hijau, UNEJ Lakukan Pendampingan

Rabu, 16 Maret 2022 - 11:46
Petani Kopi Lereng Argopuro Masih Lakukan Petik Hijau, UNEJ Lakukan Pendampingan Pendampingan terhadap petani kopi di Lereng Argopuro Bondowoso oleh pihak Kampus UNEJ Kampus Bondowoso (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BONDOWOSO – Salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur adalah kopi. Bahkan kopi Arabika Ijen-Raung sudah sangat terkenal cita rasanya. Kini sudah mulai dikembangkan di wilayah barat, tepatnya kopi Lereng Argopuro

Bahkan kopi di dua wilayah ini sudah mendapatkan indeks geografis (IG). Namun demikian, petani di Lereng Argopuro masih cenderung belum melakukan petik merah. Ini membuat pengembangan kopi di Bondowoso belum maksimal.

Untuk itu, Universitas Jember (UNEJ) Kampus Bondowoso melakukan pendampingan terhadap petani kopi di Lereng Argopuro. Ketua tim pendamping, Ir. Bambang Kusmanadhi mengatakan, pendampingan petani kopi yang minim mengakibatkan kualitas kopi Lereng Argopuro kurang baik. 

Petani kopi khususnya di Desa Curahpoh Kecamatan Curahdami kata dia, belum melakukan penanganan pascapanen kopi dengan baik.  Pihaknya bersama tim dosen program studi Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian UNEJ Kampus Bondowoso mendampingi petani yang tergabung dalam LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) 

"Pada tahun 2021 melanjutkan pembinaan petani Kopi Curahpoh dengan mengenalkan pascapanen kopi dengan baik," jelasnya, Rabu (16/3/2022).

Menurutnya, pada Tahun 2019 lalu tim pendampingan mensosialisasikan kepada petani untuk melakukan panen merah pada kopi. Berdasarkan hasil kajian, petani di Lereng Argopuro masih cenderung tidak melakukan panen merah. Berdasarkan hasil kajian, petik merah pada kopi di Lereng Argopuro masih 41,7 persen dan 58,3 persen masih petik hijau.

Menurutnya, Tahun 2014 lalu juga disosialisasikan metode panen buah kopi mengikuti dari prosedur panen dari Kementan. Yakni biji kopi yang bermutu baik dan disukai konsumen berasal dari buah kopi yang sehat, bernas dan petik merah. 

"Penanganan pascapanen kopi rakyat harus dilakukan dengan tepat waktu, tepat cara dan tepat jumlah seperti halnya produk pertanian yang lain," jelasnya.

Menurutnya, buah kopi hasil panen perlu segera diproses menjadi bentuk akhir yang lebih stabil agar aman untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu (Kementan, 2012). Biji kopi WP (wet proses) adalah biji kopi beras yang dihasilkan dari proses basah.

Sosialisasi dan praktik pengolahan basah, dilakukan di laboratorium pascapanen kopi di Kampus Bondowoso terhadap 10 perwakilan petani. 

"Hal ini karena tim pengabdian mempertimbangkan protokol keamanan Covid-19 pada saat itu. Namun proses pengolahan basah secara menyeluruh tetap dilakukan," jelasnya.

Kopi Lereng ArgopuroBondowoso mempunyai rasa yang berbeda dengan Arabika Ijen-Raung. Kopi lereng Argopuro rasanya lebih pada karamel. (*)

 

Pewarta : Moh Bahri
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.