TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Dokter Mochammad Saleh. Ia merupakan salah satu pendiri organisasi pergerakan pertama di Indonesia yaitu Boedi Oetomo, bersama dokter Sutomo yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Namun hingga momentum Hari Pahlawan 2022, dokter Mochammad Saleh belum juga ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Makam dokter Mochammad Saleh atau yang biasa disapa dokter Saleh, berada di antara rapatnya makam masyarakat umum, di TPU Astono Mulyo, Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jatim.
Bentuk dan ukuran makamnya pun sama dengan makam lain yang mengelilinginya. Padahal, di bawah batu nisan berwarna hitam itu terdapat jenazah salah satu pendiri organisasi Boedi Oetomo.
Tidak ditetapkannya dokter Mochammad Saleh sebagai pahlawan nasional sempat menjadi kegundahan “Boemi Banger”, organisasi sekumpulan pegiat sejarah Probolinggo. Salah satu pegiat Boemi Banger adalah Zulfikar Imawan.
Zulfikar Imawan mengatakan, pegiat sejarah Probolinggo berharap kepada pemerintah pusat agar menetapkan dokter Mochammad Saleh sebagai pahlawan nasional. Meski gelar pahlawan nasional tahun 2022 ini telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo, namun harapan itu masih ada untuk mendiang dokter Mochammad Saleh.
Diketahui, gelar pahlawan nasional di tahun 2022 telah ditetapkan oleh pemerintah. Kelima pahlawan nasional itu, yakni dokter Suharto yang merupakan dokter pribadi Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno.
Kedua, KGPPA Paku Alam VIII merupakan Raja Paku Alam yang menjabat pada 1937-1989.
Ketiga, Raden Rubini dari Kalimantan Barat. Keempat, Salahuddin dari Halmahera Tengah, Maluku Utara. Terakhir, yakni Ahmad Sanusi yang merupakan tokoh pejuang dari Jawa Barat.
Zulfikar Imawan yang karib disapa Iwan ini menuturkan, harapan agar dokter Mochammad Saleh ditetapkan menjadi pahlawan nasional itu berdasar data literasi dan jejak sejarah yang ada.
Rumah dr Moh Saleh telah dijadikan museum oleh Pemkot Probolinggo. (Dok TIMES Indonesia)
Jejak sejarah, ada di museum dr. Saleh, di Kelurahan Tisnonegaran, Kanigaran, Kota Probolinggo. “Museum itu, dulunya adalah rumah dinas pemerintah kolonial. Serta kediaman dokter Mochammad Saleh beserta 11 anaknya,” kata Iwan.
Generasi terakhir yang mendiami rumah itu adalah Abu Bakar Saleh, anak ke 10 mendiang dokter Mochammad Saleh dan Emma Naimah. Jenazah almarhumah Emma Naimah juga dimakamkan di Kota Probolinggo.
Untuk itulah, pegiat sejarah di Probolinggo berupaya untuk mengusulkan dokter Mochammad Saleh untuk menjadi pahlawan nasional.
Langkah awal yang ditempuh oleh Iwan dan kawan-kawan Boemi Banger adalah membangun komunikasi dengan pihak keluarga keturunan dokter Mochammad Saleh. Serta mengumpulkan catatan sejarah dan data pendukung lainnya.
Dokter Mochammad Saleh sebenarnya bukan asli Probolinggo. Ia lahir di Boyolali, Jawa Tengah, pada 15 Maret 1888. Tapi setelah lulus sekolah STOVIA, ia kemudian ditugaskan oleh pemerintah Belanda yang sedang berkuasa untuk menjadi dokter di Probolinggo.
Ia pun menempati bangunan bekas pegawai dinas Hindia Belanda, yang kemudian dijadikan rumah sakit sekaligus rumah pribadinya.
Rumah tersebut berlokasi di Jalan Laoet nomor 1, yang kini menjadi Museum Dokter Saleh. Nama jalan pun diubah menjadi Jalan Dokter Saleh.
Dahulu, keberadaan rumah tersebut tidak hanya difungsikan sebagai rumah sakit. Dokter Saleh bersama kawan-kawan pergerakannya dari berbagai daerah juga menjadikan bangunan yang menghadap ke arah barat itu sebagai tempat berdiskusi. Kala itu, bangunan tersebut disebut "Rumah Nusantara". Keluarganya pun juga tinggal di rumah tersebut.
Karena besarnya jasa dokter Mochamad Saleh, pemerintah pun kemudian menjadikan rumah tersebut menjadi Museum Dokter Saleh. Museum itu dikelola oleh Pemerintah Kota Probolinggo. Pegawai dari instansi terkait ditarik untuk menjadi petugas di museum tersebut. Tak hanya merawat. Petugas juga menjadi pemandu saat Museum Dokter Saleh dikunjungi.
“Jadi rumah itu kosong sejak tahun 2008-2012. Baru 2013, menjadi museum. Cucunya tidak ada yang di Probolinggo, semua ada di Jakarta atau di kota-kota besar,” katanya.
Nah, di momen Hari Pahlawan 2022, Zulfikar Imawan bersama pegiat sejarah Probolinggo tetap berharap agar dokter Mochamad Saleh sebagai salah satu pendiri Boedi Oetomo ditetapkan menjadi pahlawan nasional. Entah tahun depan, atau di tahun-tahun berikutnya. (*)
Pewarta | : Rhomadona (MG-410) |
Editor | : Muhammad Iqbal |