https://jatim.times.co.id/
Berita

Tamat Sekolah, Puluhan Lansia di Kabupaten Probolinggo Diwisuda, Begini Suasananya

Minggu, 15 Desember 2024 - 17:35
Tamat Sekolah, Puluhan Lansia di Kabupaten Probolinggo Diwisuda, Begini Suasananya Lansia peserta wisuda Sekolah Lansia Berdaya di Desa Blado Kulon, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo duduk rapi di kursi (Foto: Iqbal/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Sebanyak 51 lansia di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjalani wisuda dalam dua hari terakhir. Mereka diwisuda setelah menamatkan sekolah lansia berdaya, yang dijalani sejak September 2024.

Para lansia ini tersebar di dua desa. Yaitu Desa Pendil, Kecamatan Banyuanyar, sebanyak 24 lansia. Mereka diwisuda pada Sabtu (14/12/2024) pagi di balai desa setempat. 

Juga dari Desa Blado Kulon, Kecamatan Tegalsiwalan sebanyak 27 lansia yang diwisuda pada Minggu (15/12/2024) pagi. Wisuda juga dilakukan di balai desa setempat.

Meski sudah berusia lanjut, prosesi wisuda juga berlangsung formal. Lansia yang sudah memiliki cucu itu, juga mengenakan busana toga. Mulai dari jubah yang serba hitam, topi hingga kerah wisuda.

Prosesi wisuda juga dihadiri sejumlah pejabat. Ada Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo, Hudan Syarifuddin.

Kemudian anggota forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam), Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Kabupaten Probolinggo, hingga kades setempat beserta perangkatnya.

wisuda-Sekolah-Lansia-Berdaya-a.jpgCatatan yang dibawa lansia Sukarsih, tapi tidak jadi dibaca karena gugup (Foto: Iqbal/TIMES Indonesia) 

Yang berbeda dengan acara wisuda pada umumnya, peresmian tamat Sekolah Lansia Berdaya ini tak dihadiri keluarga atau pendamping wisuda. Para lansia juga hanya mengenakan sandal sebagai alas kaki. 

Puluhan lansia yang diwisuda itu, merupakan warga belajar Sekolah Lansia Berdaya, yang digelar PD 'Aisyiyah Kabupaten Probolinggo dalam Program Inklusi dengan tajuk "Berdedikasi Wujudkan Lansia Sehat, Takwa, Mandiri dan Bermartabat."

Koordinator Tim Program Inklusi, Agustini mengatakan, tak semua lansia mengikuti Sekolah Lansia Berdaya. Sekolah ini menyasar lansia yang punya anggota keluarga menikah dini, menikah siri, atau stunting. 

Sejak September 2024, mereka diberi 10 materi. Ada materi proses menua dan tujuh dimensi lansia tangguh, pemeliharaan kebersihan diri dan keamanan lingkungan, tauhid, kesehatan mental, menjaga kebugaran, ibadah, komunikasi efektif, gizi lansia, mengenal penyakit hipertensi, hingga pastisipasi politik lansia. 

"Pertemuan dilakukan di rumah kader," kata Agustini, usai acara wisuda di Balai Desa Blado Kulon, Kecamatan Banyuanyar. 

Pada kesempatan yang sama, Ketua PD 'Aisyiyah Kabupaten Probolinggo berharap, Sekolah Lansia Berdaya ini ditindak lanjuti oleh pemerintah desa setempat, sehingga cakupannya lebih luas. 

"Kami belum bisa meng-cover semua lansia," ujarnya. 

Merespon harapan itu, Kades Blado Kulon, Bawon tak menolak. "Asal ada surat dari bupati atau dinas, kami di desa siap. Karena sudah menjadi mandatori atau apa lah istilahnya," katanya. 

DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo sendiri, memiliki program serupa yang dinamai Sekolah Lansia Tangguh (Selantang). Ini merupakan bagian dari program tribina dari BKKBN. Tribina meliputi Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL). 

Penuh Gelak Tawa

Prosesi wisuda Sekolah Lansia Berdaya di Balai Desa Blado Kulon penuh dengan gelak tawa. Bagi 27 lansia, itu menjadi pengalaman perdana dalam hidup mengenakan busana toga. 

"Ojeng (keringatan)," kata Sukarsih (61) dalam Bahasa Madura, sambil mengipasi tubuhnya yang dibalut busana toga. 

Saat diminta untuk menyampaikan pesan dan kesan oleh pembawa acara, lansia dengan dua cucu ini mendadak gemetar. Di depan puluhan lansia lainnya, ia membawa secarik kertas berisi pesan dan kesan yang akan disampaikannya. 

Tapi karena gugup, tangannya jadi gemetar. Ucapannya jadi terbata-bata. Alhasil, Sukarsih hanya berucap salam dan menyapa hadirin. Setelah itu, ia langsung menutupnya dengan ucapan salam kembali, sambil terkekeh. 

Hal yang sama terjadi pada Sudarsih. Ia juga membawa secarik kertas. Tapi nyatanya, persiapan itu ambyar karena penglihatannya terganggu akibat termakan usia. 

"Tak paddeng tolesnah (tulisannya tidak kelihatan)," katanya, disambut gelak tawa lansia lainnya dan pejabat yang hadir. (*) 

Pewarta : Muhammad Iqbal
Editor : Muhammad Iqbal
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.