https://jatim.times.co.id/
Berita

Mitigasi Vegetasi dengan Tanam Pohon, Upaya Pengurangan Risiko Bencana Hidrometeorologi

Jumat, 21 November 2025 - 19:56
Mitigasi Vegetasi dengan Tanam Pohon, Upaya Pengurangan Risiko Bencana Hidrometeorologi Penanaman bibit pohon sebagai upaya mitigasi vegetasi, yang dilaksanakan di Taman Merak Pujon Rafting, Desa Sukamulyo Pujon, Kabupaten Malang, pada Jumat (21/11/2025). (Foto: BNPB for TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Upaya mitigasi vegetasi melalui kegiatan penanaman pohon dilangsungkan di kawasan Taman Merak Pujon Rafting, Desa Sukomulyo Pujon, Kabupaten Malang, pada Jumat (21/11/2025).

Kegiatan ini bagian dari penanaman pohon serentak di empat provinsi sekaligus rangkaian sosialisasi Pendanaan Risiko Bencana melalui Pooling Fund Bencana (PFB). 

Plt Inspektur Utama BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Saeful Alam menyampaikan, wilayah Jawa Timur khususnya Malang, Lumajang, dan Bondowoso, termasuk daerah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi. 

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, relawan, TNI–Polri, dan masyarakat yang telah memperkuat kolaborasi mitigasi vegetasi di Jawa Timur.

Penanaman-bibit-pohon-b.jpg

Pada kegiatan ini, sebanyak 20.000 bibit pohon disiapkan untuk penanaman di wilayah Kota Batu dan Kabupaten Malang. Bibit terdiri dari pohon buah seperti alpukat, durian, dan sukun, serta pohon keras seperti sengon, balsa, trembesi, dan tabebuya. 

Menurut Saeful, perubahan iklim dan meningkatnya intensitas cuaca ekstrem dalam kurun beberapa tahun terakhir, membuat wilayah Jawa Timur menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang semakin kompleks. 

Kondisi ini, menurutnya menuntut langkah mitigasi yang tidak hanya bertumpu pada respons darurat, tetapi juga penguatan ekosistem melalui pendekatan preventif. 

"Salah satu strategi yang dinilai efektif adalah, dengan mitigasi vegetasi untuk memperkuat daerah hulu dan kawasan resapan air, guna menekan risiko banjir, longsor, serta degradasi lingkungan," tandas Saeful. 

Ditambahkan, mitigasi vegetasi menjadi langkah penting untuk menahan erosi, memperkokoh struktur tanah, serta meningkatkan serapan air di kawasan rawan longsor dan banjir. 

Dukungan Pooling Fund Bencana

Plt Irtama BNPB Saeful Alam juga menyampaikan, Pooling Fund merupakan inovasi penting dalam mekanisme pendanaan penanggulangan bencana di Indonesia.

Penanaman-bibit-pohon-c.jpg

Sejalan dengan hal itu, lanjutnya, instrumen pembiayaan seperti Pooling Fund Bencana (PFB) berperan memastikan upaya mitigasi berjalan dengan dukungan pendanaan yang memadai.

Saeful menambahkan, pihaknya mendapati catatan kerugian bencana banjir dan longsor di Malang pada 2016 silam yang mencapai Rp 4,751 miliar. Adanya fakta ini menunjukkan pentingnya peralihan dari penanganan reaktif menuju mitigasi jangka panjang.

Sebagai instrumen pendanaan risiko bencana, kata Saeful, PFB menyediakan dukungan finansial cepat dan fleksibel bagi daerah dalam fase prabencana, darurat, hingga pascabencana.

"Dengan dana terhimpun sebesar Rp 7,3 triliun, pemerintah daerah memiliki peluang besar untuk mengakses instrumen ini melalui mekanisme yang sederhana dan melibatkan reviu APIP," jelasnya.

Libatkan 700 Relawan dan Personel TNI-Polri

Kegiatan mitigasi vegetasi ini didukung sekitar 700 relawan, 150 personel TNI–Polri, dan unsur pemerintah daerah dan komunitas masyarakat.

Rangkaian kegiatan telah berlangsung sejak Rabu (19/11/2025), mulai dari pembuatan lubang tanam, pemasangan 1.600 acir atau tanda titik penanaman di Kecamatan Bumiaji Kota Batu, hingga penyiapan titik tanam di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. 

Pada hari yang sama, penandatanganan BAST bibit dilakukan di Balai Persemaian Permanen BP DAS Brantas Mojokerto sebagai dasar pendistribusian bibit ke dua wilayah tersebut.

Penanaman mencakup area yang telah dipetakan sebagai wilayah dengan kerawanan hidrometeorologi tinggi. 

"Penempatan jenis bibit mempertimbangkan kontur dan tingkat kerawanan masing-masing lokasi. Hal ini untuk memperkuat struktur tanah, terutama pada lereng dan bantaran sungai," terang Saeful.

Kegiatan tersebar di Kota Batu, yang dilakukan di Kecamatan Bumiaji, Junrejo, dan Batu, sedangkan di Kabupaten Malang mencakup Kecamatan Pujon dan Karangploso. 

Dengan penguatan tutupan vegetasi di titik-titik rawan, diharapkan terjadi penurunan sedimentasi, peningkatan serapan air, serta pemulihan ekosistem. Hasilnya, diharapkan berkontribusi pada pengurangan risiko bencana hidrometeorologi di Jawa Timur. (*)

Pewarta : Khoirul Amin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.