TIMES JATIM, MALANG – Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) mengeluarkan pernyataan sikap terkait dinamika sosial politik yang terjadi di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia. Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan pada 2 Sepetember 2025 dan ditandatangani Ketua Umum IKA UB Muhammad Zainal Fatah serta Sekjen IKA UB Dilan Sawalius Batuparan, organisasi alumni ini menegaskan komitmennya terhadap perdamaian, persatuan, dan nilai demokrasi yang bermartabat.

Secara resmi, IKA UB memberikan 8 pertanyaan sikap dan seruan. Pertama, IKA UB menyampaikan belasungkawa mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka akibat situasi yang memanas dalam beberapa hari terakhir.

“Kami berduka cita atas jatuhnya korban jiwa dan korban luka dalam dinamika sosial politik yang terjadi beberapa hari ini,” ujar Ketum IKA UB M Zainal Fatah dalam pernyataan tersebut.

Selanjutnya, IKA UB dengan tegas mengutuk setiap bentuk tindakan anarkis, penjarahan, dan kekerasan yang dinilai mencederai nilai luhur Pancasila. IKA UB juga mengimbau semua pihak untuk tidak terprovokasi maupun melakukan adu domba yang berpotensi merusak persatuan bangsa.

“Kami meminta seluruh pihak untuk tidak melakukan provokasi dan adu domba yang dapat mengancam kesatuan bangsa,” tegasnya.

Dalam poin berikutnya, IKA UB mendesak aparat keamanan bertindak profesional, terukur, dan humanis dalam menjalankan fungsinya. IKA UB juga mendorong pemerintah dan seluruh elemen negara untuk mengambil kebijakan strategis yang mengurangi kesenjangan ekonomi, politik, dan ketidakadilan hukum.

“Kami terus mendukung kehidupan berdemokrasi yang bermartabat, namun dengan cara yang damai dan sesuai konstitusi,” ucap Ketum IKA UB.

IKA UB juga menyerukan kepada seluruh alumni Universitas Brawijaya dan masyarakat luas untuk mengedepankan persatuan dan solidaritas, serta memilih jalan damai dalam menyampaikan aspirasi, masukan, maupun kritik. Selain itu, IKA UB mengajak semua elemen bangsa untuk menciptakan situasi kondusif demi terwujudnya kemajuan Indonesia.

“Pernyataan sikap ini merupakan tanggung jawab moral kami dalam ikut memajukan kehidupan bangsa. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi kita semua,” tutup Zainal Fatah. (*)