TIMES JATIM, SURABAYA – PT Anugerah Catur Medika Sejahtera (ACMS) tengah mengebut proyek Waron Hospital dengan nilai total investasi Rp350 miliar lebih.
PT ACMS sendiri membawahi pembangunan serta operasional rumah sakit spesialis ibu dan anak (woman and children specialist) berstandar internasional di Jalan Kaliwaron, Surabaya tersebut.
Pembangunan Waron Hospital dijadwalkan selesai dalam jangka waktu 14 bulan ke depan atau mulai 1 Maret 2023 hingga April 2024.
Direktur Utama (Dirut) PT ACMS sekaligus Dirut Waron Hospital Dr. dr. Amang Surya Priyanto, SpOG., F-MAS saat prosesi ground breaking mengatakan, Waron Hospital berdiri di atas lahan seluas 5.400 meter persegi.
"Target pembangunan mulai 1 Maret 2023 selesai 14 bulan," katanya, Rabu (1/3/2023).
Berdasarkan rancang bangun, RS ini memiliki gedung 12 lantai dengan jumlah 99 tempat tidur.
Waron Hospital menghadirkan fasilitas kesehatan premium dan komprehensif, mulai konsep bangunan, pelayanan, hingga fasilitas keseluruhan telah berstandar internasional.
"Kami hadir dengan pelayanan yang optimal dan profesional," sambung Dr dr Amang.
Layanan tersebut antara lain fertilitas, onkologi, bedah pediatri, bedah rekonstruksi, fetomaternal, layanan intensif untuk neonatus, pediatri cardiologi, sampai tumbuh kembang anak.
Direktur Utama (Dirut) PT ACMS sekaligus Dirut Waron Hospital Dr. dr. Amang Surya Priyanto (kanan) bersama Direktur Operasional Waron Hospital Rudi Urip Santoso (kiri), Rabu (1/3/2023). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Waron Hospital memiliki banyak dokter spesialis dan sub spesialis yang ada di Surabaya.
"Mereka akan mensupport khusus untuk layanan kesehatan ibu dan anak," ucap Dr dr Amang.
Dr Amang menyebut jika Kota Surabaya perlu memiliki sebuah fasilitas kesehatan khusus perempuan dan anak. Kebanyakan mereka lari ke rumah sakit umum.
Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, kata dia, Surabaya belum memiliki rumah sakit ibu dan anak berstandar internasional.
"Ditinjau dari kualitas, jumlah fasilitas kesehatan khusus perempuan dan anak-anak berstandar international di Surabaya masih belum ada," tandasnya.
Ia memperkirakan demand akan layanan rumah sakit bakal makin meningkat berdasarkan jumlah populasi penduduk.
"Demand terhadap kebutuhan rumah sakit bertaraf internasional, kemudian kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin meningkat apalagi setelah pandemi Covid-19," katanya.
Sehingga, keberadaan Waron Hospital sebagai rumah sakit khusus menangani segala penyakit perempuan dapat menjadi pilihan.
Rumah sakit ini sengaja didesain menjadi rumah sakit yang memiliki peran krusial dalam melayani kesehatan masyarakat khususnya kesehatan perempuan dan anak.
Waron Hospital juga telah mempersiapkan dokter ahli anak bangsa yang memiliki kemampuan mumpuni tak kalah dengan dokter di luar negeri. Oleh karen itu, rumah sakit juga melengkapi peralatan medis canggih terbaik.
"Masyarakat tak perlu ke luar negeri ketika ingin berobat sehingga mengurangi capital flight yang menjadi tantangan kita semua," ucapnya.
Apalagi rumah sakit ini digadang menjadi hub layanan kesehatan di Wilayah Indonesia Timur. Tersedia helipad untuk menangani kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan cepat.
Dr Amang memastikan terus berupaya untuk mengakomodasi serta beradaptasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar dapat memberikan pelayanan optimal.
Waron Hospital juga membuat konsep brand yang dikelola secara profesional agar bisa bersaing dengan layanan kesehatan negara tetangga.
"Harapan saya, Waron Hospital ini akan menghadang kasus-kasus perempuan dan anak cukup di Surabaya saja. Apalagi, kita juga pusat rujukan untuk Indonesia Timur," ujarnya.
Dr Amang menambahkan, Waron Hospital mengusung prinsip networking sebagai existing hospital untuk medical hub.
Diketahui, PT Anugerah Catur Medika Sejahtera (ACMS) tengah mengebut proyek Waron Hospital dengan nilai total investasi Rp350 miliar lebih. PT ACMS sendiri membawahi pembangunan serta operasional rumah sakit spesialis ibu dan anak (woman and children specialist) berstandar internasional di Jalan Kaliwaron, Surabaya tersebut. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Irfan Anshori |