TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Warga Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Jawa Timur, menjadi saksi gelaran Karapan Kambing yang unik dan meriah, yang tak seperti biasanya. 

Acara tersebut tak hanya untuk menghibur, tetapi juga untuk mempererat hubungan sosial antar warga setempat.

Berlangsung di Lapangan Karapan Kambing, Jalan Progo, Kelurahan Jrebeng Kulon, pada Minggu siang (15/10/2023).

Acara diawali dengan pawai kambing hias yang melibatkan 10 pasang kambing dari masing-masing RW di kelurahan setempat.

Selama pawai, kambing-kambing yang akan berpartisipasi dalam perlombaan, diarak mengelilingi lapangan dengan penampilan yang menarik seperti pengantin.

Usai pawai, panitia memberikan penghargaan kepada pemenang pawai, kali ini dimenangkan oleh RW 5.

Pukul 10.00 WIB, perlombaan karapan kambing resmi dimulai. Ada 36 peserta dari dua perwakilan setiap RT yang bersaing dalam perlombaan ini.

Kambing-kambing yang akan berpartisipasi sudah dipersiapkan dengan baik oleh pemiliknya.

Tujuan dari acara ini tak hanya untuk melestarikan budaya khas Kota Probolinggo, tetapi juga untuk mempererat tali silaturahim antar warga serta meningkatkan harga jual kambing.

Dalam perlombaan ini, kambing harus berlari secepat mungkin sejauh 170 meter, dengan diikuti sang joki yang berlari di belakangnya. Berbeda dari karapan sapi yang biasa kita lihat dengan joki yang menaiki kleles.

Salah satu pemilik kambing, Arsenal dari RW 2 RT 1, mengaku sangat bersemangat meskipun kambingnya, yang diberi nama Asep-sap, sering menang dalam perlombaan serupa, tapi ia tetap berpartisipasi meriahkan acara tersebut.

"Kambing karapan saya, Asep-sap, sudah sering menjadi juara di beberapa perlombaan. Saya sangat senang mengikuti lomba di tingkat kelurahan ini. Karapan kambing ini bagus. Nggak usah bayar tapi yang menang dapat uang tiga juta," ujarnya.

Perlombaan karapan kambing berlangsung hingga siang hari, dengan kambing-kambing berlari melewati trek yang telah disiapkan sementara sang joki memberikan semangat dengan membunyikan kaleng berisi batu berlari mengejar dari dari belakang.

Mohammad Hafid, peserta lain dari RW 1 RT 2 kelurahan setempat, memberikan nama unik pada kambingnya, yakni "kancil" karena ukurannya yang kecil dan kecepatan larinya yang mirip kancil.

“Dinamai kancil, soalnya kambingnya kecil dan larinya cepat seperti kancil,” kata Hafid.

Hafid berharap bahwa "si-kancil," kambing karapannya, bisa menjadi juara dalam karapan kambing tingkat kelurahan kali ini.

Karapan kambing tingkat Kelurahan Jrebeng Kulon ini berakhir sekitar pukul 14.00 waktu setempat, dan berikut adalah para pemenangnya:

Juara Golongan B diraih oleh sepasang kambing bernama Rondo Ayu milik Mohammad dari RT 4 RW 1, Juara dua ditempati oleh Cetok terbang milik Abdurrahman warga RT 3 RW 2, dan juara tiga diraih oleh pancong temor milik Mulyono warga RT 3 RW 1.

Sementara itu, Juara Golongan A dikuasai oleh Sak masek milik Yeni Farida warga RT 3 RW 5, Juara dua diraih oleh Putri Gabut milik Yasid Bustomi, dan juara tiga diraih oleh Sri Kandi milik Sudianto warga RT 04 RW 01 Kelurahan Kulon.

Warga berharap, agar Karapan Kambing tingkat Kelurahan ini tetap menjadi agenda tahunan. Acara ini merupakan bagian dari budaya khas Kota Probolinggo yang patut dilestarikan. (*)