TIMES JATIM, BANYUWANGI – Institut Teknologi Bandung (ITB) implementasikan metode budidaya silvofishery kepada masyarakat Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai upaya budidaya tambak tanpa harus merusak ekosistem hutan mangrove.
Terobosan dari civitas akademik ITB ini, menjadi langkah baik dalam mendukung budidaya perikanan yang berkelanjutan tanpa harus melakukan perusakan lahan. Terlebih, Desa Wringinputih merupakan wilayah pesisir, dengan mayoritas masyarakat bergantung pada hasil sektor perikanan laut sebagai mata pencaharian.
Tidak hanya perikanan tangkap, masyarakat Desa Wringinputih juga melakukan budidaya komoditas sumberdaya laut. Terkait budidaya, masyarakat setempat masih berfokus pada upaya budidaya Udang Vaname, padahal permintaan pasar domestik dan internasional terhadap kepiting bakau terus meningkat tiap tahunnya.
Selain itu, ekosistem hutan mangrove yang tumbuh di pesisir Desa Wringinputih merupakan habitat alami kepiting bakau. Disanalah civitas akademik ITB hadir dalam mengedukasi masyarakat agar dapat menerapkan budidaya silvofishery yang merupakan metode ramah lingkungan sekaligus bentuk pelestarian situs biosite UNESCO Global Geopark Ijen bersama dengan biodiversitas di dalamnya.
Sosialisasi dan implementasi langsung mengenai metode silvofishery kepada masyarakat tersebut, dilaksanakan civitas akademik ITB pada, 13 Juni lalu yang bertempat di Teluk Pangpang, Kecamatan Muncar.
Kegiatan pengenalan metode budidaya silvofishery itu, dihadiri oleh Dosen ITB, Prof. Edy Tri Baskoro, Dr. Prima Roza, dan Miga Magenika Julian M.T., yang didampingi oleh Abdillah Baraas M.T. selaku direktur UNESCO Global Geopark Ijen, beserta mahasiswa dari Program Studi Oseanografi serta Geodesi dan Geomatika ITB.
Pengenalan metode budidaya silvofishery itu disambut baik oleh masyarakat Desa Wringinputih terutama anggota Kelompok Budidaya Ikan (POKDAKAN) dan kelompok konservasi Mangrove di daerah tersebut yang turut hadir dalam kegiatanya.
“Kegiatan ini bermanfaat bagi kami terutama yang melakukan budidaya ikan di desa Wringinputih karena menjadi lebih tahu metode silvofishery yang efektif dan efisien,” kata ketua POKDAKAN Desa Wringinputih Hendro Supeno, Sabtu (22/6/2024).(*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |