TIMES JATIM, BATU – Bertahun-tahun tidak ada pembenahan, membuat atap Gedung Kesenian Kota Batu ambrol. Material atap yang terbuat dari beton ambrol dan menggantung di sela-sela atap.
Kondisi atap yang rusak ini secara kasat mata sudah terlihat sejak lama, bersamaan dengan kerusakan atap di dalam gedung kesenian yang berada di Jl Raya Oro Oro Ombo.
Kondisinya bertambah parah ketika deretan kios yang ada didekatnya terbakar hingga membuat atap yang terbuat dari beton itu melengkung dan akhirnya runtuh.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu memasang pita pengaman di sekitar gedung kesenian yang berada di sisi Utara.
"Kita pasang garis BPBD di bagian depan Gedung Kesenian Batu agar warga tidak ada yang duduk-duduk ataupun memarkir kendaraannya di sana. Ini untuk mencegah adanya korban jika sewaktu-waktu atap beton itu roboh," ujar Kepala BPBD Batu, Agung Sedayu.
Material atap yang terbuat dari beton maka tak mudah untuk memangkas ataupun membersihkan atap rawan ambruk itu. Untuk itu BPBD telah berkordinasi dengan dinas teknis untuk penananan lebih lanjut terhadap GKB ini.
"Sekda telah menunjuk tim untuk melakukan kajian dan evaluasi untuk perbaikan dan perawatan gedung kesenian ini," kata Agung.
Gedung Kesenian mengalami kerusakan cukup lama, karena belum ada alokasi anggaran untuk pembenahan. Disparta sempat menggaet dana CSR untuk pembenahan gedung bagian dalam.
Perbaikan ini penting karena Gedung Kesenian ini padat dengan aktivitas pelaku seni.
Menurut Koordinator Gedung Kesenian, Agus Purwanto sedikitnya ada sekitar 450 seniman yang berlatih secara rutin. Masing-masing komunitas telah memiliki jadwal berlatih di gedung kesenian setiap minggunya.
Agus mencontohkan, untuk hari Senin ada latihan bagi para dalang. Kemudian hari Selasa digunakan untuk sanggar tari dan karawitan. Kamis untuk latihan Jaran Kepang, dan Jumat ada Seni Reog.
Selain kesenian tradisional, Gedung Kesenian juga dijadikan ajang berekplorasi bagi para pelaku seni modern. Di antaranya adalah seni film digital. Beberapa rumah produksi film juga menjadikan gedung sebagai tempat pembuatan film digital.
"Saat ini kami sedang mempersiapkan untuk membuat film digital tentang kesenian di Kota Batu,"ujar Owner dan produser Black Studio.id, Andhika Arisfianto saat sedang mempersiapkan pengambilan gambar di GKB bersama kru-nya.
Para pelaku seni modern ini berharap agar perbaikan atap Gedung Kesenian Kota Batu ambrol bisa segera dilakukan, termasuk dengan perbaikan pengelolaan. (*)
Pewarta | : Muhammad Dhani Rahman |
Editor | : Deasy Mayasari |