TIMES JATIM, JAKARTA – Indonesia mempunyai dasar negara yaitu Pancasila dan lambang Indonesia berbentuk burung Garuda, dengan kepala menoleh ke kiri.
Di tengah burung garuda terdapat perisai berbentuk seperti jantung yang digantung menggunakan rantai pada leher garuda.
Terdapat juga semboyan bertuliskan 'Bhineka Tunggal Ika' pada pita yang di cengkram sang garuda. Kata tersebut diartikan sebagai berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Menurut mitologi Hindu, burung garuda adalah burung mistis yang berasal dari India. Kepercayaan ini berkembang sejak abad ke-6 di Indonesia. Sosok garuda berwujud setengah manusia setengah burung, mengabdi sebagai wahana Wisnu. Ia adalah raja burung-burung dan merupakan keturunan Resi Kasyapa dan Winata, salah seorang putri dari Daksa. Kisahnya ada dalam Kitab Mahabharata bagian pertama atau Adiparwa.
Di sisi lain, lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila penggunaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958.
Berikut ini adalah makna dari burung garuda Pancasila
1. Garuda Pancasila merupakan burung garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno. Burung Garuda digunakan sebagai lambang negara untuk menggambarkan bahwa negara Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
2. Warna keemasan yang dijadikan sebagai warna pada burung garuda merupakan gambaran keagungan dan kejayaan Indonesia.
3. Paruh, cakar, sayap, juga ekor yang dimiliki burung garuda ini menggambarkan kekuatan pembangunan dan tenaga yang sangat besar.
4. Penjelasan tanggal 17 Agustus 1945, di antaranya :
• Pada masing-masing sayap terdapat 17 helai bulu (Tanggal)
• Pada ekor terdapat 8 helai bulu (Bulan)
• Di bawah perisai atau pada pangkal ekor terdapat 19 helai bulu (Tahun)
• Bulu di leher terdapat 45 helai bulu (Tahun)
5. Kemudian yang dicengkeram kedua kaki burung garuda terdapat pita bertuliskan 'Bhinneka Tunggal Ika'. Semboyan tersebut berasal dari buku Sutasoma karangan Empu Tantular.
Adapun makna dari 'Bhinneka Tunggal Ika' yang ada di burung Garuda Pancasila ialah berbeda-beda tapi tetap satu jua. Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam agama, suku, adat, kesenian, budaya, tetapi tetap satu bangsa dengan satu kebudayaan nasional dan dengan satu bahasa nasional. (*)
Pewarta | : Shinta Miranda Sari (MG-242) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |