TIMES JATIM, BATU – Membekali anggotanya kemampuan menggunakan handphone, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Tuna Netra Indonesia atau Pertuni Kota Batu menggelar Pelatihan menggunakan HP Android Berbicara.
Selama enam kali pertemuan, 15 anggota Pertuni Kota Batu dilatih untuk menggunakan fitur HP Android Berbicara sehingga mereka bisa menggunakan handphone meskipun mengalami gangguan penglihatan.
Diharapkan dengan menguasai handphone, anggota Pertuni Kota Batu bisa memanfaatkannya untuk menambah penghasilan keluarga lewat perdagangan online yang bisa dilakukan.
“Pelatihan HP Android Bicara ini kita laksanakan agar teman-teman bisa menguasai teknologi, hingga mereka dapat memberikan kesejahteraan untuk keluarganya. Mereka mungkin bisa jualan online,” ujar Ketua Pertuni Kota Batu, Suryanto.
Menurutnya, pelatihan ini dilaksanakan dengan menggunakan dana hibah dari Pemkot Batu yang diterima dua tahun sekali. Tahun 2019 yang lalu, Pertuni Kota Batu sudah melaksanakan pelatihan yang sama untuk 15 anggota Pertuni dan sudah bisa dimanfaatkan dengan baik oleh anggota Pertuni.
“Angkatan pertama kita laksanakan tahun 2019 waktu itu kami kerjasama dengan Adi Gunawan Institute, tahun ini instruktur kita adalah Tri Febri Harun Nizam SPd yang akan memberikan pelatihan,” ujar Suryanto.
Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk anggotanya, ia berharap bantuan anggaran dari Pemkot Batu tidak hanya diberikan dua tahun sekali, namun setahun sekali. Karena hingga saat ini, masih 80 persen anggota Pertuni yang belum mengikuti pelatihan dan belum memiliki handphone.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tahun 2021 ini ada empat pelatihan yang dibuat Pertuni Kota Batu, pertama adalah pelatihan membaca Al Quran Braille, Pelatihan HP Android Bicara, Pelatihan Pijat Tuna Netra dan Pelatihan Orientasi Mobilitas.
Sementara itu, Tri Febri menjelaskan dalam pelatihan ini, pihaknya menyiapkan modul yang sesuai dengan kurikulum yang tersusun mulai pertemuan pertama hingga selesai dalam enam pertemuan.
“Jadi kita kenal kan kalau di smartphone apa itu talk back, apa itu rangkaian fitur aksesibilitas kemudian kita kenal kan bagaimana mereka bernavigasi menggeser dari item satu bait berikutnya kemudian kita ajarkan mereka untuk mengetik karena berbeda sekali konsep ketika kita berbicara dengan pengguna handphone yang bukan sesama difabel,” kata Tri Febri.
Dalam pelatihan ini diajarkan bagaimana mengetik huruf A sampai Z, kemudian bagaimana bersosial media dengan baik dan bijak hingga bagaimana mempergunakan whatsapp untuk berdagang secara online.
Berbeda dengan angkatan pertama, dalam pelatihan ini sebagian besar peserta belum pernah memegang HP, bahkan sebagian besar masih menggunakan HP pinjaman. “Pelatihan ini membutuhkan alat, masih banyak teman-teman yang belum mempunyai alat (HP-red),” ujarnya. (*)
Pewarta | : Muhammad Dhani Rahman |
Editor | : Irfan Anshori |