TIMES JATIM, MALANG – Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menekankan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan makan masyarakat, tetapi merupakan aspek strategis yang identik dengan ketahanan negara. Negara yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri berada dalam posisi rentan terhadap krisis, ketergantungan, bahkan potensi gejolak sosial. Untuk itu, Mentan mengajak seluruh elemen bangsa, pemerintah, swasta, petani, akademisi, generasi muda, hingga masyarakat umum untuk bersama-sama menjaga dan memperkuat sistem pangan nasional.
"Kita harus gotong royong memperkuat produksi dalam negeri, memberdayakan petani, memanfaatkan teknologi, serta membangun kolaborasi lintas sektor agar Indonesia benar benar mandiri secara pangan," ujarnya dalam suatu kesempatan.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan dalam berbagai kesempatan bahwa pencapaian swasembada pangan memerlukan sinergi semua pihak. Peran penyuluh sangat krusial dan perlu terus diperkuat dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan
Untuk itu dalam rangka menjawab tantangan ketahanan pangan nasional di tengah perubahan iklim dan transformasi desa, Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) menggelar Temu Karya Pertanian 2025 bertajuk “The Future is Rural: Membangun Kemandirian Pangan Melalui Strategi Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani.”
Kegiatan ini merupakan bagian dari kuliah terintegrasi mahasiswa Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan yang diselenggarakan pada 10 – 11 Juni 2025. Kegiatan ini adalah sebagai ruang aktualisasi teori, praktek, dan inovasi dalam konteks pembangunan pertanian nasional.
Temu Karya ini menghadirkan berbagai rangkaian kegiatan edukatif dan partisipatif, seperti: talkshow inspiratif bersama ahli di bidang pertanian; lomba penyuluhan; one day skill terkait desain grafis; bazar produk; lomba media penyuluhan, lomba penyuluhan dan lomba mewarnai untuk anak Taman Kanak-kanak (TK) yang berada di sekitar wilayah kampus Polbangtan Malang sebagai kampanye literasi pertanian sejak dini.
Kegiatan ini tak hanya memperkuat kapasitas mahasiswa sebagai calon penyuluh profesional, namun juga mendorong sinergi antar mahasiswa, masyarakat, dan sektor pertanian lokal. Koordinator pelaksana, Budi Sawitri, menegaskan bahwa Temu Karya 2025 adalah langkah nyata kontribusi mahasiswa khususnya Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan terhadap kemandirian pangan Indonesia.
“Melalui Temu Karya ini diharapkan mahasiswa mendapatkan stimulus dan bekal nyata yang nantinya akan diimplementasikan di sektor pertanian”, ungkapnya.
Salah satu kegiatan Temu Karya yakni talkshow yang digelar di Aula Sasana Giri Sabha Ir. Syamsuddin Abbas menghadirkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang dan Kabupaten Pasuruan, dan juga praktisi di bidang pertanian.
Gunawan salah satu narasumber pada acara talkshow menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak, serta penguatan kelembagaan petani dan penyuluhan dalam mewujudkan sistem pangan yang tangguh dan berkeadilan.“Pertanian bukan sekadar produksi, tapi soal keadilan akses dan keberlanjutan. Komunitas tani harus diberdayakan melalui penyuluhan yang kontekstual dan teknologi yang adaptif,” ujar Gunawan. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |