TIMES JATIM, MALANG – Perayaan 200 tahun Yayasan Klenteng Eng An Kiong Malang resmi dibuka pada Jumat (26/9/2025). Rangkaian acara diawali dengan penerimaan Kiemsin, yakni simbol suci dari berbagai klenteng, yang datang dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara. Malam harinya, suasana kehangatan semakin terasa dalam Welcoming Dinner yang digelar di KDS Ballroom, Kota Malang.
Sejumlah pengurus yayasan dan tokoh masyarakat hadir sebagai tamu undangan. Mereka datang dari berbagai kota, seperti Semarang, Surabaya, Tuban, Pasuruan, Tangerang, Palembang, dan Cirebon. Tidak hanya dari dalam negeri, tamu kehormatan juga hadir dari luar negeri, antara lain Malaysia dan Hongkong. Pertemuan ini menjadi momen silaturahmi sekaligus mempererat hubungan antar-yayasan klenteng.
Salah satu tamu undangan, Agus, perwakilan Klenteng Hok Sian Kiong Mojokerto mengungkapkan rasa bahagianya bisa hadir dalam momen bersejarah ini.
“Saya merasa senang bisa diundang di acara ini. Apalagi ini hari ulang tahun ke-200 Klenteng. Kehadiran banyak pengurus yayasan dari berbagai daerah dan luar negeri membuat hubungan kita semakin erat,” ujarnya.
Kirab Budaya
Acara akan berlanjut pada Sabtu (27/9/2025) yang menjadi puncak perayaan. Ribuan warga diperkirakan memadati kawasan Klenteng Eng An Kiong untuk menyaksikan Blessing Ceremony, penyerahan Kiemsin, dan kirab budaya Tionghoa. Atraksi barongsai, tari naga, serta berbagai kesenian tradisi Tionghoa akan meramaikan jalannya perayaan.
Perayaan dua abad ini tidak hanya menjadi agenda internal komunitas Tionghoa, tetapi juga bagian dari warisan budaya Kota Malang. Klenteng Eng An Kiong sendiri merupakan salah satu klenteng tertua di Jawa Timur, didirikan pada tahun 1825, dan selama ini menjadi pusat kegiatan sosial, budaya, dan keagamaan.
Rangkaian kegiatan akan ditutup pada Minggu (28/9/2025) dengan prosesi pengembalian Kiemsin serta Closing Ceremony di KDS Ballroom. Penutupan ini menjadi simbol persatuan sekaligus penghormatan atas perjalanan panjang Klenteng Eng An Kiong yang telah menjadi bagian dari sejarah Malang selama dua abad. (*)
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |