TIMES JATIM, MALANG – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang terus berupaya memperluas potensi cakupan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk mahasiswanya. Ke depan, mahasiswa UIN Malang bakal melaksanakan MBKM kemanusian di Malaysia.
Hal itu bisa dilakukan setelah Kampus Hijau ini kerja sama dengan berbagai pihak di Malaysia. Mulai dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), hingga Universitas Internasional INTI, Malaysia.
Kerja sama ini diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang berlangsung di Kantor Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur pada Senin, 20 Mei 2024. Penandatanganan MoU tersebut melibatkan 23 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia, mulai dari ujung barat Sumatera hingga ujung timur Papua.
Wakil Kepala Perwakilan RI di Malaysia, Rossy Verona, dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Adikbud), Prof Dr Muhammad Firdaus, SP, MSi, turut hadir dalam acara ini. Selain itu, Sekretaris Eksekutif MRPTNI, Dr. Andi Ilham Mahmud, dan Vice Chancellor INTI International University, Prof Dr Joseph Lee, juga menyaksikan momen penting tersebut.
Adikbud Prof Firdaus dalam sambutannya menegaskan pentingnya MoU ini untuk memayungi berbagai kegiatan akademik dan pengembangan kelembagaan, khususnya kegiatan MBKM dan magang mahasiswa maupun dosen.
“Tanpa ada MoU, kegiatan MBKM tidak akan diakui SKS-nya oleh PD Dikti,” ujarnya.
Prof Firdaus menambahkan, program MBKM Kemanusiaan dijadwalkan berlangsung selama 3-6 bulan, di mana mahasiswa akan mengambil kuliah 3 SKS di INTI University dan sisanya berupa magang mengajar di sanggar-sanggar belajar yang menampung sekitar 2000 anak-anak pekerja migran.
Kerja sama ini menunjukkan komitmen kuat dari berbagai pihak untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak pekerja migran Indonesia, sekaligus memperkuat hubungan akademik dan kultural antara Indonesia dan Malaysia.
"Pendidikan ini diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan di kalangan pekerja migran Indonesia di Malaysia," tutupnya.
Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof M Zainuddin yang mewakili Majelis Rektor PTNI, menyambut baik inisiatif KBRI untuk mempertemukan perguruan tinggi Indonesia dengan INTI University dan perguruan tinggi lainnya di Malaysia.
“Kami siap bekerja sama dan mengajak semua perguruan tinggi negeri dan swasta untuk menyukseskan program yang sangat berharga ini,” ungkap Zainuddin.
Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada kegiatan akademik, tetapi juga pada pengabdian masyarakat. Program MBKM Kemanusiaan ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi ribuan anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia yang tidak bisa bersekolah karena tidak memiliki dokumen.
Sementara itu, Wakil Kepala Perwakilan RI di Malaysia, Rossy Verona berharap MoU ini tidak hanya berhenti pada penandatanganan, tetapi juga diikuti dengan tindak lanjut yang jelas. “Harus ada parameter yang jelas untuk mengukur sejauh mana keberhasilan program ini,” pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: UIN Malang Bakal Gelar MBKM Kemanusiaan dengan KBRI Kuala Lumpur dan INTI di Malaysia
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |