https://jatim.times.co.id/
Berita

Pameran Skripsi Izzadith Taqwa Ramadhani: Menggali Kedalaman Emosi dalam Karya Seni Instalasi

Jumat, 09 Agustus 2024 - 14:46
Menggali Kedalaman Emosi dalam Seni Instalasi ala Izzadith Taqwa Ramadhani Pameran seni instalasi karya skripsi “Low Skill, High Sensitivity” dari Izzadith Taqwa Ramadhani di Universitaa Negeri Malang. (FOTO: Vivid Salsabila/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Mahasiswa Universitas Negeri Malang kembali menyuguhkan karya luar biasanya melalui pameran skripsi bertajuk "Low Skill, High Sensitivity." Pameran ini berlangsung dari 7 agustus hingga 9 Agustus 2024 dan menampilkan karya seni instalasi dari Izzadith Taqwa Ramadhani, mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa. 

Dengan sub tema "Post-Traumatic Growth Pasca Perceraian Orang Tua sebagai Ide Penciptaan Seni Instalasi”, pameran ini mengajak pengunjung untuk merenungkan bagaimana pengalaman pribadi yang menyakitkan dapat diubah menjadi kekuatan baru melalui seni.

Low-Skill-High-Sensitivity-2.jpg

Tema "Low Skill, High Sensitivity" yang diangkat oleh Adith menyuguhkan pemikiran yang mendalam mengenai hubungan antara keterampilan teknis dan kepekaan emosional dalam seni. 

Seni Instalasi Penuh Makna dan Emosi

Pameran ini tidak hanya memperlihatkan karya namun juga di lengkapi dengan narasi emosional yang mendalam dari setiap karya yang dipajang. Dalam dunia seni yang sering kali mengutamakan keahlian teknis, Adith justru memberikan ruang bagi ekspresi yang lebih sederhana namun kaya akan makna.

Pameran ini menampilkan satu karya namun memiliki dua seri karya instalasi yang saling melengkapi, yaitu "Grows from Pain" dan "Turning Pain into Strength to Another Levels." 

Seri karya pertama, "Grows from Pain," merupakan refleksi dari perjalanan emosional yang dialami Adith setelah perceraian orang tuanya. Melalui lima botol kaca yang masing-masing merepresentasikan tahapan pertumbuhan emosional, Adith menggambarkan bagaimana rasa sakit dapat menjadi dorongan untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat.

“Masing masing botol kaca didalamnya terdapat cairan serta barang barang dimasa pertumbuhan saya sebagai simbol ingatan masalalu, yang difermentasikan didalam botol tersebut," ujar Adith, Jumat (9/8/2024). 

Botol pertama, bertajuk "I Cherish" menggambarkan masa kanak-kanak yang dipenuhi dengan kasih sayang ibu yang berlebih  hingga berdampak pada perkembangan psikologis. Botol kedua, "I Can't" menggambarkan ketidakmampuan remaja awal dalam menghadapi tantangan.

Botol ketiga, "I Accept" melambangkan penerimaan remaja akhir terhadap realitas hidup. Botol keempat, "I Dream" mewakili harapan dan impian dewasa awal yang mulai terbentuk, meski masih dibayangi ketakutan akan kegagalan. Sementara itu, botol kelima, "I Thank" mengungkapkan rasa syukur dewasa akhir setelah melalui berbagai pengalaman pahit.

Seri karya kedua, "Turning Pain into Strength to Another Levels" karya ini seperti konsep alat destilasi, yang diadopsi dari proses pembuatan minuman beralkohol. Dimana seri karya ini berfungsi guna mendidihkan cairan fermentasi dari karya pertama untuk di jadikan uap dan terkondensasi yang nantinya menjadi embun yang terkumpul menjadi cairan yang jernih dan bersih.

“Karya ini berawal dari saya yang kerap membuat minuman berfermentasi, yang kemudian proses ini membuat saya sadar serta bertanya tanya yang akhirnya tercetuslah ide karya ini,” ungkap Adith “Waktu itu saya bertanya tanya apakah proses fermentasi minuman ini sama seperti proses pengolahan diri saya pribadi, mulai dari proses fermentasi hingga proses destilasi.”

Bagi Adith proses fermentasi ini sama seperti proses renungan maupun proses menemukan jati diri yang kemudian setelah proses fermenatasi kita akan mencapai  tahapan selanjutnya yakni proses destilasi yang sama seperti proses penempaan dirinya untuk lebih sabar, atau lebih bijaksana.

“Mungkin alat destilasi ini menggambarkan sebuah proses penjernihan kembali diri saya sendiri yang tumbuh tanpa arahan salah satu orang tua, yang mungkin saja tanpa arahan itu saya menjadi pribadi yang buruk atau bagaimana,” jelasnya.

Adith menjelaskan, karya ini diciptakan guna menggambarkan proses transformasi dari pengalaman negatif menjadi kekuatan yang lebih besar. Adith menggambarkan bagaimana rasa sakit dapat dijadikan bahan bakar untuk menjadi lebih tangguh dan bijaksana, serta membangun fondasi yang kokoh untuk perkembangan pribadi. (*)

Pewarta : Vivid Salsabila (MG)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.