TIMES JATIM, SURABAYA – Ryan Wahyu Harianto tak menyangka bisa satu panggung bersama Gitaris One Finger - Doddy Hernanto 'Mr D'. Musisi kawak pemain gitar satu jari.
Keduanya tampil di depan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo di Kampus Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Kamis (9/11/2023) kemarin.
Ryan memainkan saxophone, melebur dengan petikan lembut senar dalam alunan instrumental melankolis Careless Whisper.
Duet sang idola dan anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik Unitomo itu memukau para audiens. Tak terkecuali Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo bersama Rektor Unitomo Prof Dr Siti Marwiyah. Mereka memberikan applaus panjang.
"Jujur sebenarnya Mr D itu idola saya dari kecil," ungkap Ryan berbinar.

Bukan tanpa alasan. Ia mengenal Mr D dari kegemarannya membaca majalah musik Hot Chord. Saat itu sekitar tahun 2000-an. Mr D merupakan pemimpin redaksi. Ryan semakin kagum saat melihat foto Mr D memainkan gitar satu jari. Sebuah permainan teknologi instrumen yang belum pernah ia temui sebelumnya.
"Buku itu bisa dibilang kitab saya untuk belajar musik. Saya beli di toko buku di pimggiran sampai nggak pernah kelewatan," aku anak pasangan Soegeng Harianto dan Sri Wahyuni itu.
Saking kagumnya, Ryan selalu memamtau jadwal Mr D manggung di Surabaya. Acara coaching clinic juga ia ikuti. Kebetulan saat SMA, Ryan masuk jurusan seni musik. Tepatnya di SMKN 12 Surabaya.
"Keren gitu gitaran pakai HP waktu itu saya lihatnya, eh lha kok sekarang main bareng," ungkap anak pertama dari dua bersaudara ini.
Gayung bersambut, setelah bertahun-tahun mengidolakan Mr D, tiba-tiba ia ditawari untuk manggung bersama.
"Baru pertama kali kemarin saya main bareng Mr D. Bagi saya kebanggaan bisa tampil bareng idola saya sejak kecil. Apalagi main di depan wakil menteri juga," ucapnya senang.
Ryan sendiri berandai-andai, bisa mengiringi permainan gitar Mr D setiap saat.
"Yang pasti mau banget, Mr D kontak saya kemarin saja, saya langsung siap om," kata Ryan tergelak.
Kesiapan Ryan juga bukan tanpa alasan. Ia bermain saxophone sudah lama. Sejak SMA. Kecintaan pada musik sendiri menurun dari sang mama yang rupanya juga merupakan musisi di Unitomo.
Sejak kelas 4 SD, Ryan sudah belajar piano. Ikut les. Tapi saat SMA ia bertemu banyak teman, pergaulannya makin luas. Banyak kawan menguasai beragam alat musik. Ryan tertarik bermain saxophone sesuai arahan sang mama. Alasan lain cukup unik. Karena Ryan tak piawai bernyanyi. Sementara saxophone bagi Ryan sama seperti vokal.
"Jadi sama aja kayak kita bernyanyi, kan saya ini kalau nyanyi fals. Jadi saya nyanyinya ya lewat saxophone itu," tutur Ryan.
Penguasan tangga nada sangat penting bagi permainan alat musik tiup ini. Meskipun sempat kesulitan di awal belajar, lambat laun ia justru ketagihan dan bahkan sempat mengajar untuk anak-anak.
"Tingkat kesulitannya bisa dibilang sangat sulit. Pertama kali saya tiup nggak bunyi, saya pikir langsung bunyi kayak terompet tahun baru, ternyata enggak," ujarnya.
Saat ini Ryan menempuh pendidikan semester akhir Fakultas Sastra, Program Studi Sastra Jepang di Unitomo. Ia aktif di UKM Musik. Di luar kampus, ia sering main bersama band wedding. Mengisi acara-acara pernikahan.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ryan Bangga, Main Saxophone Bareng Mr D di Hadapan Wamen Angela Tanoesoedibjo
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |