TIMES JATIM, MADIUN – Isolasi mandiri atau isoman terbukti efektif memutus mata rantai potensi penilaran Covid-19. Hal itu disampaikan Dr. R.Ngt. Amin Samiasih, SKp. MSi, Med, Dosen Unimus Semarang (Universitas Muhammadiyah Semarang) saat Bincang Ringan yang digelar Pesantren Virtual Gus Gaul Madiun, pada Minggu malam (25/7/2021).
Amin Samiasih menjelaskan, berdasarkan data yang menjdi sampel pemaparannya, di Kota dan Kabupaten Madiun ada kecenderungan tren naik pasien positif Covid-19 bukan dari faktor perjalanan. "Tetapi, penularan atau kontak dari lingkungan kedekatan, bisa teman kantor, keluarga dan lainnya," katanya dalam Bincang Santai yang dipandu Bambang H Irwanto, Direktur TIMES Indonesia.
Dijelaskan, hasil penelitian tentang isolasi mandiri tahun 2020, isoman pada orang bergejala menurunkan kasus hingga 18 persen. Sedangkan isolasi diri yang dikombinasikan dengan tracking, tracing, testing manual menurunkan kejadian hingga 60 persen. "Maka salah satu solusinya, kasus bergejala atau tidak bergejala, harus isolasi mandiri. Tetapi diikuti tracking tracing dan testing sehingga efektif," paparnya.
Agar berjalan efektif dan lebih baik, Amin Samiasih menjelaskan, isolasi mandiri dilakukan di tempat khusus atau lebih terorganisir. "Sehingga kebutuhan layanan keagamaan dan kesehatan mental, layanan nutrisi, vitamin,
pemantauan kesehatan, dapat maksimal. Tapi kelemahannya, cepat penuh," tambahnya.
Ditambahkan, isolasi mandiri mewajibkan yang bersangkutan tidak keluar dari rumah. Maka, lanjut Amin Samiasih, dibutuhkan support mental, pemenuhan kebutuhan, dari sesama warga, lingkungan dan masyarakat. Saya sangat senang jika ada kegiatan doa bersama, membantu memenuhi stok makanan atau sembako untuk mencukupi kebutuhan selama isoman, sehingga gak mbrosot alias memaksa keluar rumah," ungkapnya.
Pemenuhan kebutuhan warga yang isoman, lanjut Amin Samiasih, juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Karena efektif menekan penularan. "Kalau kita ikut jaga hatinya, jiwanya, kebutuhannya, maka akan efektif. Di sisi lain, kita juga perlu memberikan edukasi bahwa Covid-19 bukan aib dan tak perlu disembunyikan. Kita harus mau membantu, ayo jadilah orang yang bisa memberi manfaat kepada orang lain," ungkap Amin Samiasih, Dosen Unimus Semarang saat menjadi pembicara dalam Bincang Santai yang digelar Pesantren Virtual Gus Gaul Madiun. (*)
Pewarta | : xxx |
Editor | : Bambang H Irwanto |