TIMES JATIM, PACITAN – Di tengah bulan Ramadan, seharusnya permintaan ikan laut meningkat. Namun, para pedagang ikan di Pasar Minulyo, Pacitan, Jawa Timur, justru mengeluhkan sepinya pembeli.
Salah satu pedagang ikan, Musrifah (58) menuturkan bahwa sejak awal Ramadan, lapaknya tak seramai biasanya. "Sepi, selama bulan puasa ini pelanggan hampir tidak ada," keluhnya, Selasa (26/3/2024).
Musrifah menduga, sepinya pembeli disebabkan oleh dua faktor. Pertama, banyaknya pilihan lauk-pauk via online. Masyarakat kini lebih memilih berbelanja via aplikasi, sehingga enggan datang langsung ke pasar tradisional.
Kedua, selama Ramadan, masyarakat cenderung memilih lauk-pauk yang lebih praktis dan tahan lama. Ikan laut, yang umumnya diolah dengan cara digoreng, dianggap kurang praktis dibandingkan lauk pauk seperti opor ayam atau rendang.
Meskipun sepi pembeli, Musrifah tidak berani menaikkan harga jual ikannya. Hal ini dikhawatirkan akan semakin membuat pembeli enggan datang.
Saat ini, harga ikan di lapak Musrifah relatif stabil. Ikan tongkol dijual dengan harga Rp25 ribu per kilogram, ikan banyar Rp25 ribu per kilogram, dan ikan kembung Rp18 ribu per kilogram.Senada dengan Musrifah, Suprapti (52) pedagang ikan asal Kelurahan Ploso, juga merasakan dampak sepinya pembeli. "Sebelum puasa masih ramai pembeli. Ini saja baru laku satu kilo dari pagi tadi," keluhnya.
Suprapti mengaku, dengan kondisi seperti ini, ia tidak berani mengambil banyak stok ikan. "Takutnya tidak habis, rugi bandar," ujarnya.
Sepinya pembeli ikan di Pasar Minulyo Pacitan menjadi contoh fenomena menarik di tengah bulan Ramadan.
Di saat masyarakat di berbagai daerah berbondong-bondong mencari lauk-pauk untuk berbuka puasa, para pedagang ikan di Pacitan justru mengalami penurunan omzet. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Lapak Ikan di Pacitan Sepi Pembeli, Pedagang Gigit Jari
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Deasy Mayasari |