https://jatim.times.co.id/
Berita

Ikuti Perkembangan Zaman, Bisnis Kue Kering di Probolinggo Ini Kian Melesat

Selasa, 30 Mei 2023 - 05:22
Ikuti Perkembangan Zaman, Bisnis Kue Kering di Probolinggo Ini Kian Melesat Kue kering buatan Hikmah Cookies yang banyak diminati pembeli. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Bertambahnya usia tak membuat Sumarni Hikmah menyurutkan semangat usahanya. Meski usianya sudah tak tergolong muda lagi, namun jiwa bisnisnya masih tak mau lekang oleh zaman. Justru sebaliknya, wanita asal Kabupaten Probolinggo ini selalu mengikuti perkembangan teknologi untuk memperbarui metode bisnis kue kering miliknya.

Wanita berusia 60 tahun ini tinggal di Desa Bucor Wetan Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo. Desa ini terletak di kecamatan paling ujung timur, yang cukup dekat dengan Kabupaten Situbondo. Jarak tempuh ke wilayah Kota Kraksaan membutuhkan waktu sekitar 1 jam lebih menggunakan sepeda motor.

Desa Bucor Wetan ini bisa disebut wilayah dataran tinggi, karena posisinya yang cukup dekat dengan lereng gunung Argopuro. Mayoritas mata pencaharian warganya dari bercocok tanam atau bertani. Lingkungannya pun masih sangat asri dengan pemandangan gunung dan hamparan sawah.

Memulai Bisnis Kue Kering

Di desa terpencil itu, Hikmah memulai bisnis kue kering. Ia mempromosikan usahanya dari bibir ke bibir saja. Maklum pada tahun 2002 itu, teknologi informasi tidak secanggih saat ini. Bahkan ponsel yang ramai saat itu hanya ponsel monochrome yang bersuara monophonic.

Lambat laun, beberapa warga mulai memesan kue kering ke dirinya. Kue tradisional itu dibuatnya seorang diri. Harga yang dibandrol masih tergolong cukup murah kala itu.

Kue buatan wanita dengan anak itu rupanya mendapat respon baik dari pembelinya. Secara berangsur, warga mulai banyak berdatangan untuk memesan kue tradisional ke Hikmah.

Kue-kering-buatan-Hikmah-Cookies-a.jpgHikmah, pengusaha kue kering yang bernama Hikmah Cookies. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)

Berjalannya waktu, kue kering Hikmah mulai bervariasi, di antaranya kue kering nastar, kastengel, kue kacang, sagon dan kue kering lainnya.

“Setiap bulan suci Ramadan, jumlah pesanan dari warga sekitar semakin banyak. Bahkan hampir setiap malam saya buat kue kering dengan dibantu dua anak laki-laki saya,” ujar Hikmah.

Pada tahun 2010, Hikmah berinisiatif untuk lebih menekuni bisnisnya dengan menjual kue kering yang telah dikemas dalam toples tabung. Dia juga memberi label kemasannya dengan nama Hikmah Cookies.

Penjualan kue itu dilakukan secara door to door dari toko ke toko. Dia juga ditemani oleh kedua anaknya. Maklum kala itu, ponsel android masih belum marak di tempat tinggalnya.

Memasuki bulan Ramadan, penjualan kue kering kemasan milik dirinya mendadak laris. Produksi kue kering dalam setiap harinya semakin besar. Kini dia tak lagi sendiri. Dia dibantu oleh dua tetangganya untuk membuat kue kering.

“Dulu kan buatnya kalau ada pesanan. Kemudian beranikan diri untuk produksi menjual kue kering dengan kemasan. Dijualnya ke toko-toko sekitar saja,” kaya Hikmah.

Manfaatkan Media Sosial untuk Promosi

Memasuki tahun 2020, Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Usaha Hikmah ikut terdampak pandemi. Bisnisnya seketika merosot dan penghasilannya pun samgat minim setiap bulannya.

Hikmah yang kala itu sudah memiliki ponsel android, seketika berubah pikiran. Dia mencoba mengalihkan metode penjualannya, dari offline ke online. Hikmah mengawalinya dengan Facebook dan Instagram. Dua akun media sosial itu diberi nama Hikmah Cookies.

“Saya kan sudah nggak muda lagi, tapi saya selalu belajar untuk berubah mengikuti perkembangan zaman. Semuanya tetap belajar sedikit demi sedikit. Yang penting jangan putus asa,” kata Hikmah.

Tak disangka, kue kering buatan Hikmah pun banyak diminati konsumen online. Bahkan setiap bulan Ramadan, permintaan kue kering melejit hingga berkali-kali lipat dari pelanggan onlinenya. Saat itu lah perjalanan bisnis online Hikmah dimulai.

Banyak jenis kue kering yang disajikan oleh Hikmah Cookies ini, di antaranya kue kering nastar, kastengel, kue kacang, dan kue kering lainnya. Harga yang dibandrol untuk setiap kemasannya berkisar dari harga Rp 40 ribu hingga Rp 65 ribu.

“Tidak hanya kue kering saja, ada juga kue basah yang kami buat dan kami terima. Tapi selama bulan Ramadan ini, kami banyak menerima pesanan kue kering. Pesanannya juga banyak jadi kami dibantu oleh dua rekan di dapur,” ungkap Hikmah.

Sempat pada tahun 2022 lalu, Hikmah pernah meminjam modal ke BRI melalui program Kredit Usaha Rakyat. Dia mendapat pinjaman modal senilai Rp 15 juta. Modal itu dia gunakan untuk membeli alat cetak kue dan bahan baku lainnya. Agar produk kuenya semakin bervariasi.

Tak perlu ragu lagi, kualitas bahan yang digunakan dalam pembuatan kue kering ini sudah teruji. Bahkan seluruh kue kering yang diminati oleh pelanggannya telah mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan – Industri Rumah Tangga (P-IRT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. (*)

Pewarta : Abdul Jalil
Editor : Muhammad Iqbal
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.