TIMES JATIM – Mohammad Ivan Akiedozawa resmi terpilih menakhodai Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur. 

Pria yang akrab disapa Cak Edo itu terpilih sebagai Ketua Umum dalam Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) PMII Jatim ke-XXV yang digelar di Kabupaten Bondowoso, mulai Senin (28/7/2025) hingga Selasa (5/8/2025).

Dalam kontestasi itu, Cak Edo berhasil mengungguli 4 kandidiat lainnya. Konferensi yang diikuti 31 PC PMII Kabupaten/kota di Jatim tersebut Mohammad Ivan Akiedozawa atau Cak Edo dengan nomor urut 5 memperoleh 17 suara, Maksudi 7 suara, Moh. Sa’i Yusuf 5 suara, Abdur Rozak 1 suara, dan Roy Burhanuddin 1 suara.

Selain itu, forum musyawarah PMII tertinggi tingkat provinsi itu juga menetapkan Kholisatul Hasanah sebagai Ketua Kopri PKC PMII Jatim. Perempuan asal cabang Jember itu berhasil memperoleh 18 suara, berhasil unggul mutlak dari Elza Nikma Yunita dengan 11 suara dan Novikha Istyana yang hanya mendapatkan 2 suara.

Pria Alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, ini muncul sebagai figur muda dengan visi progresif. Dengan mengusung tema besar “PMII Berkarya, Jawa Timur Berdaya”, Cak Edo menegaskan komitmennya untuk membawa PMII Jatim pada babak baru yakni lebih produktif, inovatif, dan relevan di tengah tantangan zaman digital.

Dalam ketetangan usai terpilih, Cak Edo menyampaikan bahwa PMII harus menjadi poros gerakan intelektual yang tidak hanya kritis terhadap isu-isu kebangsaan, tetapi juga hadir sebagai solusi bagi persoalan sosial, ekonomi, dan kebudayaan di tingkat lokal maupun nasional bahkan internasional.

“PMII hari ini harus bertransformasi. Kita tidak cukup hanya menjadi organisasi kaderisasi, tetapi juga menjadi ruang produksi gagasan dan karya nyata yang bermanfaat untuk umat dan bangsa,” ujarnya seperti keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Selasa (5/8/2025).

Membumikan Gerakan Digital, Menaikkan Marwah Gerakan

Dengan latar belakang aktivis kampus umum, Cak Edo menyadari betul bahwa dinamika zaman bergerak cepat. Untuk itu, salah satu program strategis yang ia tawarkan adalah digitalisasi gerakan organisasi. Ia menegaskan pentingnya membangun ekosistem komunikasi digital yang terintegrasi, mulai dari pelaporan kegiatan, literasi media, hingga pelatihan teknologi bagi kader di seluruh cabang.

“Transformasi PMII bukan hanya dalam pemikiran, tapi juga dalam cara kerja. Kita harus go digital, tetapi tetap berakar pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah dan tradisi intelektual pesantren,” tegasnya.

Amanat Besar untuk Kaderisasi dan Kemandirian Organisasi

Dalam forum yang dihadiri 31 Cabang/Kota PMII dari berbagai cabang se-Jawa Timur tersebut, Cak Edo juga menekankan pentingnya penguatan kaderisasi berbasis kompetensi dan konteks daerah. Ia berkomitmen menyusun kurikulum kaderisasi yang lebih aplikatif, kolaboratif dengan kampus, pesantren, dan pelaku industri.

Selain itu, kemandirian organisasi juga menjadi perhatian utama. Ia mendorong PMII Jatim untuk lebih berani membuka unit usaha, koperasi kader, hingga membentuk badan advokasi yang benar-benar hadir dalam menyelesaikan problem hukum dan sosial masyarakat.

Cak Edo menyampaikan bahwa kepemimpinannya bukan untuk popularitas pribadi, tetapi sebagai bentuk pengabdian untuk Islam, Indonesia, dan PMII itu sendiri.

“Ini bukan kemenangan saya, tapi kemenangan seluruh kader PMII Jawa Timur. Mari kita bersama-sama menulis sejarah baru, dengan karya nyata dan gerakan yang membumi,” ucapnya. (*)