TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Mendekati gelaran pemilihan umum atau pemilu 2024, Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting atau PRC, Rio Prayogo membeberkan hasil survei afiliasi suara nahdliyin atau warga NU pada Pemilu 2024.
"Data ini saya beberkan untuk mantik semangat teman-teman, untuk memancing semangat literasi dan intelektualitas kita semua," paparnya.
Dalam survei yang dilakukan oleh PRC terkait sebaran suara nahdliyin atau warga Nahdlatul Ulama (NU) menunjukkan, secara nasional, afiliasi suara nahdliyin berlabuh kepada PDIP dengan 33,1 persen, diikuti oleh PKB dengan 16,9 persen afiliasi suara warga NU.
Di posisi ketiga, ada partai Golkar dengan 14 persen suara, disusul Gerindra di posisi keempat dengan 12,4 persen, dan PPP di posisi kelima dengan 6,2 persen.
Persebaran afiliasi suara dalam survey yang dilakukan oleh PRC tersebut diakui Rio sebagai hasil dari pull factor saat ini yaitu Presiden Joko Widodo.
"Untuk NU dengan ekonomi menengah ke atas kebanyakan berafiliasi suara ke PKB sebagai partai Islam besar, tapi untuk golongan menengah ke bawah ini banyak yang lari ke PDIP," jelasnya dalam simposium politik Gerakan Literasi Nahdliyin di Ponpes Nurul Wafa, Kecamatan Besuki, Situbondo, Kamis (1/6/23).
Lebih lanjut, meski menang secara nasional, hasil survei PRC menunjukkan, affiliasi suara warga NU di Jawa Timur masih dimenangkan oleh PKB dengan 36,4 persen suara diikuti oleh PDIP 28,8 persen dan Gerindra 7,6 persen.
Kendati telah melakukan survei terhadap affiliasi suara warga NU, Direktur PRC itu menegaskan, tidak bisa menentukan siapa pemenang dalam kontestasi politik 2024 mendatang.
Pria kelahiran Situbondo itu menegaskan, dalam berbagai survei politik pasti terdapat deviasi atau margin error. Hal itu, menurutnya merupakan alasan penting mengapa literasi media dan politik menjadi bagian penting dalam menyikapi Pemilu 2024.
"Survei seperti ini adalah penelitian sosial dan pasti ada margin error, berbeda dengan penelitian exacta yang pasti benar atau margin errornya nol persen, " tegas Direktur PRC itu.
Tidak hanya membeberkan data hasil survei dari PRC, Rio turut menuturkan, pentingnya literasi media dan politik menyongsong gelaran pemilu 2024.
Lulusan Hubungan Internasional Universitas Jember itu membeberkan, alasan dari adanya survey dan polling mandiri oleh beberapa lembaga survei terkemuka bertujuan untuk memperoleh bandwagon effect.
"Saya pilih yang menang, itu contoh bandwagon effect. Di sanalah peranan survei seperti ini," terangnya saat membeberkan hasil survei afiliasi suara nahdliyin atau warga NU pada Pemilu 2024. (*)
Pewarta | : Agus Miftahurrahman |
Editor | : Muhammad Iqbal |