TIMES JATIM, JAKARTA – Pemerintah menyerap dana lebih tinggi dari target yang ditetapkan pada lelang Surat Utang Negara (SUN) Selasa (20/5/2025) imbas tingginya penawaran, yakni sebesar Rp28 triliun dari target awal Rp26 triliun.
Dari keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, dikutip di Jakarta, Rabu (21/5/2025), total penawaran yang masuk mencapai Rp108,33 triliun, lebih tinggi dari lelang SUN sebelumnya sebesar Rp80,85 triliun.
Penawaran masuk tertinggi tercatat untuk seri FR0104 (pembukaan kembali) yang mencapai Rp46,74 triliun.
Pemerintah memenangkan nominal sebesar Rp8,3 triliun untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juli 2030 ini, dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,47995 persen.
Selanjutnya, penawaran yang tinggi juga tercatat untuk seri seri FR0103 (pembukaan kembali), meski nilainya lebih rendah yakni Rp39,26 triliun.
Namun, pemerintah menyerap dana lebih tinggi dari seri ini, senilai Rp8,75 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,85632 persen dengan jatuh tempo 15 Juli 2035.
Di luar dua seri itu, SUN lainnya mencatatkan penawaran masuk di bawah Rp10 triliun.
Untuk seri FR0106 (pembukaan kembali), penawaran masuk tercatat sebesar Rp7,48 triliun dengan nominal dimenangkan Rp5,05 triliun.
Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,00980 persen dengan jatuh tempo 15 Agustus 2040.
Seri FR0107 (pembukaan kembali) menerima penawaran masuk sebesar Rp4,84 triliun dan dimenangkan senilai Rp2,4 triliun.
Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,03964 persen dengan jatuh tempo 15 Agustus 2045.
Seri FR0102 (pembukaan kembali) mencatatkan penawaran masuk Rp2,19 triliun dan dimenangkan Rp850 miliar, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 7,04860 persen dan jatuh tempo 15 Juli 2054.
Seri berikutnya FR0105 (pembukaan kembali) menerima penawaran masuk Rp1,59 triliun dan dimenangkan Rp650 miliar. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk seri ini yaitu 7,10969 persen dengan jatuh tempo 15 Juli 2064.
Sementara dari seri SPN, pemerintah hanya menyerap dana dari SPN12260507 (pembukaan kembali) sebesar Rp2 triliun dari penawaran masuk Rp5,24 triliun.
Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri ini 6,15000 persen dengan jatuh tempo 7 Mei 2026.
Dari seri SPN03250820 (penerbitan baru), pemerintah memutuskan untuk tidak menyerap dana meski menerima penawaran masuk sebesar Rp1 triliun. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |