TIMES JATIM, JOMBANG – Nama Medan Amrullah (30), pemuda asal Dusun Ngledok, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, ramai diperbincangkan warganet. Kreator kecerdasan buatan (AI) yang juga seorang guru ini viral setelah video sejarah buatannya menarik perhatian publik dan mendapat jutaan tontonan.

Medan mengungkapkan, ketertarikannya pada dunia AI sebenarnya sudah dimulai sekitar dua tahun lalu. Namun, popularitasnya baru melejit beberapa waktu terakhir setelah ia memanfaatkan tool Sora 2 untuk membuat konten bertema sejarah.

Medan Amrullah saat menunjukan video ai hasil karyanya. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

“Sudah lama saya bikin video AI, tapi baru viral sekarang. Setelah mencoba banyak tool, akhirnya saya ikut tren Sora 2 dan membuat konten sejarah. Tidak disangka langsung meledak,” ujarnya saat ditemui, Selasa (18/11/2025).

Dari Konten Biasa hingga Viral Berkat Sejarah

Sebelum dikenal seperti sekarang, Medan sempat mengunggah beragam jenis video, mulai konten healing dengan wajahnya sendiri hingga simulasi survival di hutan maupun daerah bersuhu ekstrem. Namun performanya tidak terlalu menonjol.

“Awalnya coba-coba bikin video sejarah, eh malah ramai. Berarti masyarakat memang perhatian pada sejarah bangsa,” katanya.

Video Ai karya Medan Amrullah. (FOTO: Tangkap layar)

Meski tampak sederhana di layar, proses produksi video AI milik Medan tergolong rumit. Dengan aktivitas utamanya sebagai guru, ia harus membagi waktu untuk membuat satu video berdurasi sekitar 3 menit. Setiap konten membutuhkan sekitar 100 video mentah yang harus ia seleksi satu per satu.

“Saya pilih bangunan, pakaian, dan elemen masa lampau yang paling tepat. Karena pakai wajah saya sendiri, saya harus scan wajah dulu. Setelah itu saya potong, pilih yang terbaik, lalu gabungkan,” terangnya.

Untuk mendukung akurasi sejarah, Medan melakukan riset mendalam melalui buku dan jurnal, mulai dari bentuk koin kuno, desain arsitektur, sampai pola hidup masyarakat zaman dulu.

Meski hasil videonya terlihat profesional, Medan justru mengerjakan semuanya hanya bermodalkan smartphone.

“Saya biasa nongkrong sambil ngopi. Semua saya kerjakan dari HP, lebih fleksibel dan santai,” katanya.

Ia mengandalkan dua aplikasi utama: Sora 2 untuk menghasilkan visual dan CapCut untuk proses editing. Kunci visualnya yang detail, menurut Medan, berasal dari racikan prompt hasil eksperimen panjang.

“Setiap kreator punya formula sendiri. Saya juga begitu, dari hasil jelek sampai akhirnya ketemu komposisi yang pas,” jelasnya.

Pendapatan Meningkat Tajam, Order Mengalir dari Berbagai Daerah

Seiring viralnya konten sejarahnya, akun media sosial Medan berkembang pesat. Ia memanfaatkan momentum ini dengan membuka berbagai layanan digital seperti jasa pembuatan foto AI, video promosi UMKM, dan kelas online belajar AI (Sora 2, VO3, dll).

“Alhamdulillah, pendapatan ikut naik,” ujarnya.

Untuk jasa pembuatan karya digital, ia mematok tarif antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu untuk video promosi UMKM atau foto AI.

Pesanan pun datang dari berbagai wilayah Indonesia, termasuk Sumatra. Ketika permintaan sedang tinggi, pendapatannya bisa menembus Rp1–2 juta per hari.

“Kalau sedang ramai, sehari bisa dapat Rp1 juta sampai Rp2 juta. Tapi tetap fluktuatif, kadang hanya 5–6 order, kadang dua, atau bahkan tidak ada,” ucapnya. (*)