TIMES JATIM, MALANG – Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang telah menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2024. Dukungan DBHCHT ini dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.
Plt. Direktur RSUD Kanjuruhan, dr. Bobi Prabowo, Sp.EM, KEC, M.Biomed, FICEP, menjelaskan bahwa dana tersebut telah dialokasikan untuk pembangunan fisik dan peningkatan fasilitas rumah sakit.
"Dana DBHCHT yang kami terima dari PemerintahKabupaten Malang, untuk peningkatan pelayanan. Sejak 2022 hingga 2024 ini, kami fokus pada pelayanan khusus penyakit kanker, jantung, stroke, dan urologi," ujar dr. Bobi.
Pada tahun 2024, lanjutnya, RSUD Kanjuruhan mengintegrasikan semua layanan tersebut secara maksimal, agar dampak kemanfaatan pelayanannya lebih optimal dirasakan masyarakat.
Kegiatan fisik dan penambahan sarana prasarana menggunakan anggaran DBHCHT 2024 yang dilakukan, diantaranya adalah pembangunan Ruang Gajah Mada lantai 3 dan 4, dengan 28 kamar baru dan penambahan sarana prasarana layanan yang didanai dengan anggaran DBHCHT sebesar Rp 17,5 miliar.
Selain pengembangan fasilitas kesehatan, RSUD Kanjuruhan juga fokus pada perbaikan pelayanan kepada masyarakat. Yakni, mengembangkan pelayanan pendaftaran secara online, dan melalui Anjungan Pendaftaran Mandiri, agar tidak terjadi antrean penumpukan pasien saat mendaftar.
Upaya lain yang dilakukan, adalah memudahkan akses masyarakat ke layanan kesehatan melalui media informasi, edukasi dan kepastian mendapatkan layanan. Hal tersebut sebagai perwujudan komitmen RSUD Kanjuruhan untuk selalu memperbaiki pelayanan.
Dikatakan dr. Bobi, dengan peningkatan pelayanan tersebut, tantangan seperti penumpukan pendaftaran pasien dan antrean obat yang selama ini dirasakan lama bisa terkurangi.
Menurutnya, RSUD Kanjuruhan telah mengimplementasikan sistem pendaftaran online, khususnya bagi pasien BPJS. Juga ada layanan pengiriman obat gratis untuk wilayah Kepanjen, dan berbayar melalui kerja sama dengan OKJEK untuk yang di luar Kecamatan Kepanjen.
"Ini adalah solusi yang kami terapkan untuk mempercepat pelayanan dan meningkatkan kenyamanan pasien," ungkapnya.
Hasilnya, peningkatan pelayanan ini berdampak cukup signifikan. Kepercayaan publik terhadap RSUD Kanjuruhan terlihat angka kunjungan, khususnya rawat inap meningkat - dari 70 persen pada 2023 menjadi 80-90 persen pada 2024 ini. (*)
Pewarta | : Khoirul Amin |
Editor | : Ronny Wicaksono |