TIMES JATIM, KEDIRI – Menteri Sosial Saifullah Yusuf meminta para siswa Sekolah Rakyat untuk bersungguh-sungguh menempuh pendidikan dan memanfaatkan kesempatan belajar sebaik mungkin demi meraih cita-cita mereka.
Pesan itu disampaikan Gus Ipul, sapaan akrab Menteri Sosial, saat bertatap muka dengan para murid Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 24 Kediri.
“Harus semangat dan sungguh-sungguh. Ini kesempatan besar yang bisa mengantarkan kalian mencapai mimpi-mimpi kalian. Maka, saya minta anak-anak memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Menurut Gus Ipul, Sekolah Rakyat merupakan gagasan besar Presiden Prabowo Subianto untuk menjawab persoalan kemiskinan dan kesenjangan pendidikan yang selama ini membuat banyak anak tidak tersentuh pembangunan.
“Sekolah Rakyat ini dipersembahkan oleh Bapak Presiden untuk membawa mereka yang selama ini tidak terbawa proses pembangunan. Banyak anak yang tidak sekolah, maka Presiden ingin memberikan perhatian khusus lewat pendidikan yang seluruh biayanya ditanggung negara,” tegasnya.
Hingga kini, tercatat sudah berdiri 165 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, yang menampung hampir 16.000 siswa dari keluarga prasejahtera.
Berbeda dengan sekolah konvensional, Sekolah Rakyat tidak mengenal tes akademik dalam proses penerimaan siswa. “Yang kami lakukan adalah talent mapping berbasis DNA untuk melihat potensi anak, karena setiap anak memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing,” jelasnya.
Dari hasil pemetaan itu, sebanyak 37,4 persen siswa memiliki potensi di bidang STEM, 39,6 persen unggul di bidang sosial, dan 23 persen di bidang bahasa. “Anak-anak SR ini tulus, perfeksionis, visioner, dan harmonis. Namun, mereka perlu dibimbing agar lebih berani mengambil keputusan dan percaya diri. Itulah tugas guru dan wali asuh,” ujar Gus Ipul.
Ia juga menegaskan tiga hal yang tidak boleh terjadi di lingkungan Sekolah Rakyat, yakni tidak boleh ada perundungan (bullying), tidak boleh ada kekerasan fisik maupun seksual, dan tidak boleh ada intoleransi atas dasar suku, agama, atau ras.
SRMA 24 Kediri sendiri mulai beroperasi sejak 14 Juli 2025. Sekolah tersebut kini menjadi rumah bagi 100 siswa yang tinggal di asrama dan menjalani kegiatan belajar serta pembinaan karakter setiap hari.
Mereka didampingi oleh 17 guru, 10 wali asuh, dan 4 wali asrama, dengan fasilitas lengkap mulai dari makan tiga kali sehari, dua kali kudapan, seragam, pemeriksaan kesehatan, hingga laptop untuk masing-masing siswa.
“Gedungnya saat ini masih sementara. Insya Allah tahun depan akan dibangun gedung permanen yang bisa menampung lebih dari seribu siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Fasilitasnya akan lengkap, termasuk ruang kelas, ruang makan, asrama, dan area kegiatan ekstrakurikuler,” ujar Gus Ipul.
Ia menambahkan, ada tiga kunci memahami gagasan besar Sekolah Rakyat, yakni memuliakan wong cilik, menjangkau yang belum terjangkau, dan memungkinkan yang tidak mungkin.
“Banyak anak yang mengubur mimpinya karena tidak punya kesempatan. Sekolah Rakyat hadir untuk menghidupkan mimpi itu. Siapa tahu, dari sini lahir seorang presiden,” kata Gus Ipul.
Salah satu siswi SRMA 24 Kediri, Mey Nasyila, mengaku bangga bisa menempuh pendidikan di sekolah tersebut. “Alhamdulillah, saya sangat bangga bisa sekolah di sini. Dulu tidak pernah merasakan fasilitas seperti ini. Sekarang kesehatan saya lebih baik, makanan bergizi, dan belajar pun semangat. Cita-cita saya ingin jadi Kowad,” tuturnya.
Dengan semangat belajar para siswa dan dukungan penuh dari pemerintah, Sekolah Rakyat menjadi simbol harapan baru bagi anak-anak bangsa untuk menembus batas sosial dan mewujudkan mimpi mereka. (*)
Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
Editor | : Imadudin Muhammad |