TIMES JATIM, NGAWI – Kabupaten Ngawi memasuki masa transisi dari musim kemarau menuju musim penghujan, atau yang juga dikenal sebagai musim pancaroba. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ngawi (BPBD Ngawi), mulai bersiaga menghadapi potensi bencana yang dipengaruhi faktor cuaca ekstrem.
Hal itu seperti yang disampaikan Kepala BPBD Ngawi, Anang Heri P. Sejumlah upaya kewaspadaan turut dilakukan BPBD Kabupaten Ngawi dalam musim pancaroba ini. Diantaranya dengan mensosialisasikan kewaspadaan bencana kepada pemerintahan desa dan kecamatan hingga ke relawan kebencanaan.
"Kita menyampaikan kepada masyarakat khususnya kepada kecamatan dan pemerintah desa, juga mengajak relawan yang ada di Ngawi untuk antisipasi perubahan cuaca dari kemarau ke musim penghujan," kata Kepala BPBD Ngawi, Anang kepada TIMES Indonesia, Selasa (13/9/2022).
Kepala BPBD Ngawi, Anang juga mengingatkan potensi kerawanan bencana saat memasuki musim penghujan. Seperti halnya potensi bencana tanah longsor di wilayah pegunungan, banjir, serta angin ribut yang mengakibatkan pohon tumbang.
"Kerawanan untuk saat ini pohon tumbang akibat angin kencang dan sedikit potensi tanah longsor di daerah atas," kata Anang.
Adapun berdasarkan data BPBD Ngawi yang dikutip TIMES Indonesia, sepanjang tahun 2022, sedikitnya telah terjadi bencana angin kencang sebanyak 13 kali di sejumlah kecamatan. Sementara untuk bencana tanah longsor terjadi satu kali di Kecamatan Sine, pada awal tahun 2022.
Satu Dusun Kekeringan
Musim kemarau di tahun 2022 ini, hanya satu dusun di Kabupaten Ngawi yang mengalami kekeringan. Yakni Dusun Mboan, masuk Desa Sumber Bening, Kecamatan Bringin.
Kepala BPBD Ngawi, Anang Heri P saat memberikan keterangan. (Foto: Miftakul/TIMES Indonesia)
"Musim kemarau tahun ini hanya dusun Mboan, di Kecamatan Bringin yang mengalami kekeringan," kata Anang.
Anang menyebut, hingga saat ini, BPBD Kabupaten Ngawi telah mengirimkan 3 kloter bantuan sebanyak 8 truk tangki suplai air bersih untuk warga Dusun Mboan.
"Untuk wilayah lainnya, seperti di Kecamatan Kedunggalar, Pitu, Karanganyar yang biasa juga mengalami kekeringan, Alhamdulillah hingga saat ini belum ada permintaan suplai air bersih, berarti kebutuhan air bersih sudah tercukupi semua," ucapnya.
BPBD Kabupaten Ngawi menilai kekeringan yang terjadi di Dusun Mboan cukup ekstrem. Hal itu didasari permintaan tertulis dari kepala desa setempat yang sangat kekurangan air bersih.
Anang mengungkapkan, di Desa Sumber Bening sudah ada instalasi air bersih atau Pamsimas. Hanya saja, jarak Pamsimas dengan Dusun Mboan yang selalu langganan kekeringan cukup jauh.
"Pamsimas juga ada, tapi jaraknya dari Dusun Mboan yang kekeringan itu cukup jauh. Sehingga risikonya seperti itu, kekeringan," ujarnya.
Ajak Masyarakat Tanggap Bencana Lewat Destana
Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, ataupun kekeringan menjadi momok bagi kenyamanan hidup masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mendapat edukasi tentang mitigasi kebencanaan demi mengurangi dampak yang ditimbulkan ketika terjadinya bencana alam.
"Keberadaan bencana alam itu meskipun tidak kita harapkan, tetapi desa ataupun masyarakat juga diharapkan bisa mengantisipasi adanya bencana-bencana di wilayah masing-masing," kata Anang.
Melalui desa tangguh bencana (Destana), diharapkan masyarakat tereduksi dengan potensi kerawanan bencana di wilayah masing-masing. Sesuai dengan karakteristik wilayah, dan kerawanannya.
Di Kabupaten Ngawi, dari 217 desa/kelurahan, saat ini sudah terbentuk sebanyak 44 Destana. Unsur-unsur Destana terdiri dari masyarakat umum, tokoh masyarakat, yang berasal dari wilayah bersangkutan. BPBD Ngawi menargetkan, tahun 2023 mendatang seluruh desa/kelurahan di Ngawi telah memiliki Destana.
"Masyarakat lebih memahami kondisi wilayah masing-masing. Di wilayah A misalnya daerah rawan longsor, wilayah B puting beliung, wilayah C banjir, dan sebagainya. Jadi masyarakat diberikan edukasi dan pelatihan nanti sesuai dengan karakteristik daerah," papar Kepala BPBD Ngawi, Anang Heri P, terkait potensi kerawanan bencana alam di musim pancaroba. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: BPBD Ngawi Bersiaga Menghadapi Potensi Bencana di Musim Pancaroba
Pewarta | : Muhammad Miftakul Falakh |
Editor | : Deasy Mayasari |