TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Desa Karanggeger di Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Jatim, membuktikan statusnya sebagai salah satu penerima anggaran terbesar dengan program pembangunan yang visioner.
Desa yang dihuni oleh 3.813 penduduk ini mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah atau PAD dari berbagai lini. Salah satunya dengan skema pemberdayaan yang kreatif.
Keberhasilan desa tidak hanya bergantung pada anggaran rutin. Melalui program ketahanan pangan, Desa Karanggeger sukses menggarap sektor peternakan dan pertanian yang memberi manfaat finansial sekaligus sosial secara langsung kepada masyarakat.
Dari Ternak Kambing, Lahir Pupuk Gratis
Kepala Desa Karanggeger, Bawon Santoso, menjelaskan bahwa keberhasilan ini lahir dari program ketahanan pangan yang terintegrasi. Peternakan kambing milik desa menjadi salah satu pilar pendapatan.
"Dari ternak kambing ini, limbah kotorannya tidak dibuang sia-sia. Justru kami olah menjadi pupuk berkualitas. Kemudian kami bagikan ke warga secara gratis tanpa biaya apapun," terang Bawon Santoso, Selasa (21/11/2025).
Pembagian pupuk gratis ini menjadi nilai tambah yang besar, meringankan biaya produksi petani, dan menunjukkan komitmen desa terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan warganya.
Ratusan Pohon Pete Jadi Sumber Cuan Tambahan
Selain peternakan, Desa Karanggeger juga menggarap sektor pertanian. Desa memiliki sekitar 150 pohon sayur pete yang menjadi sumber penghasilan rutin setiap kali panen.
"Hasil panen pete kita jual ke pasar yang ada di sini. Bahkan, terkadang masyarakat sudah langsung membeli setelah panen, sebelum sempat sampai di pasar," akunya.
Bawon Santoso menambahkan, tingginya permintaan ini menunjukkan bahwa program tersebut benar-benar bermanfaat, baik bagi warga sebagai konsumen maupun bagi pendapatan desa sendiri.
Camat Pajarakan Apresiasi Kemandirian Desa
Camat Pajarakan, Sudarmono, mengapresiasi inovasi yang dilakukan Desa Karanggeger. Ia berharap program pembangunan desa tidak lagi bergantung pada Anggaran Dana Desa (ADD) semata.
"Jadi kalau sudah tidak bergantung pada ADD, itu sangat baik. Karena sudah menjadi desa mandiri yang bisa melakukan dobrakan apapun untuk pembangunan desa tentunya," kata Camat Sudarmono, seraya mendorong pemerintah desa lain untuk sekreatif mungkin menunjang kebutuhan anggaran secara mandiri. (*)
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Muhammad Iqbal |