TIMES JATIM, PACITAN – Libur Natal dan Tahun Baru selalu identik dengan euforia, arus wisata, serta meningkatnya mobilitas warga. Di Kabupaten Pacitan, momen itu tak ingin dilewatkan tanpa pengamanan maksimal. Sebanyak 488 personel gabungan Polres Pacitan pun disiagakan untuk memastikan perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 berjalan aman, tertib, dan tetap nyaman bagi masyarakat.

Pengamanan tersebut merupakan bagian dari Operasi Kepolisian Terpusat Lilin Semeru 2025 yang digelar Polres Pacitan. Operasi ini menyasar sejumlah titik krusial, mulai dari pusat keramaian, jalur lalu lintas, hingga kawasan wisata yang diprediksi mengalami lonjakan pengunjung selama libur akhir tahun.

Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar, S.H., S.I.K., M.I.K., menegaskan bahwa keberhasilan pengamanan Nataru tidak hanya bertumpu pada aparat, tetapi juga membutuhkan peran aktif masyarakat. Salah satu pesan utama yang terus ditekankan adalah pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama.

“Mari kita jaga bersama suasana Natal dan Tahun Baru agar tetap aman, sejuk, damai, dan kondusif. Kerukunan adalah kunci utama,” ujar AKBP Ayub.

Imbauan tersebut disampaikan bersamaan dengan apel gelar pasukan Operasi Lilin Semeru 2025. Operasi ini berlangsung selama 14 hari, dengan melibatkan unsur lintas sektoral, mulai dari TNI-Polri, Dinas Perhubungan, BPBD, Basarnas, Dinas PUPR, hingga berbagai mitra pengamanan lainnya.

Menurut Kapolres, keterlibatan lintas instansi menjadi langkah strategis untuk menghadirkan rasa aman, baik bagi warga Pacitan maupun wisatawan dari luar daerah. Pacitan sendiri dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur, terutama wisata pantai, yang hampir selalu dipadati pengunjung setiap akhir tahun.

Untuk mendukung pengamanan, Polres Pacitan menyiapkan satu pos pelayanan di kawasan Alun-Alun Pacitan serta empat pos pantau terpadu yang tersebar di titik-titik strategis. Pos-pos ini difungsikan sebagai pusat layanan, pengawasan, sekaligus respons cepat apabila terjadi gangguan kamtibmas.

“Kami sudah menyiapkan pos pelayanan dan pos pantau. Semua ini untuk memberikan rasa aman dan nyaman, mengingat Pacitan adalah daerah wisata yang selalu ramai saat libur Nataru,” jelasnya.
Selain pengamanan wisata dan lalu lintas, perhatian khusus juga diberikan pada pelaksanaan ibadah Natal. 

Di Pacitan, tercatat ada 16 gereja yang menyelenggarakan perayaan Natal. Aparat memastikan pengamanan dilakukan secara maksimal, termasuk langkah sterilisasi untuk mencegah potensi gangguan keamanan.

“Ada 16 gereja yang melaksanakan perayaan Natal. Kami tidak ingin meremehkan potensi kerawanan. Pengamanan dan sterilisasi tetap kami kedepankan,” tegas Kapolres.

Dalam pengaturan lalu lintas, Polres Pacitan telah melakukan koordinasi lintas sektoral melalui forum lalu lintas. Fokus utama pembahasan adalah antisipasi kepadatan di kawasan wisata, terutama pada jam-jam puncak kunjungan.

Pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa kemacetan sering kali bukan terjadi di jalan utama, melainkan di pintu masuk objek wisata akibat antrean tiket. Karena itu, rekayasa lalu lintas dan perbaikan sistem ticketing menjadi perhatian serius.

“Kami sudah mengatur penempatan personel dan melakukan koordinasi lintas sektoral. Salah satu yang kami soroti adalah pengelolaan ticketing agar antrean tidak memicu kemacetan,” ungkapnya.

Tak hanya di darat, pengamanan juga mencakup wilayah perairan. Potensi kecelakaan laut di kawasan wisata pantai menjadi perhatian tersendiri. Polres Pacitan telah berkoordinasi dengan Lanal Pacitan, Dishub, BPBD, dan Polair untuk meminimalkan risiko laka laut.

“Fokus kami di wilayah laut adalah pencegahan kecelakaan, terutama saat kunjungan wisata pantai meningkat,” kata AKBP Ayub.

Kapolres juga meminta pengelola objek wisata agar meningkatkan standar keamanan dan keselamatan pengunjung. Penempatan petugas di jam-jam rawan dinilai penting, tidak hanya untuk mencegah kecelakaan, tetapi juga mengantisipasi tindak kriminalitas seperti pencurian kendaraan bermotor.

“Pengelola wisata harus aktif menjaga keamanan. Penempatan petugas di jam rawan sangat penting, termasuk untuk mencegah curanmor,” pesannya.
Kepada masyarakat yang hendak bepergian dan meninggalkan rumah dalam waktu lama, Kapolres mengimbau agar berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas, RT/RW, atau perangkat desa. Dengan begitu, patroli kepolisian dapat difokuskan pada wilayah yang berpotensi rawan.

“Kalau warga berkoordinasi, kami bisa menentukan titik patroli secara lebih efektif. Harapannya, angka kejahatan bisa ditekan semaksimal mungkin,” ujarnya.

Dalam penegakan hukum selama masa liburan, Polres Pacitan juga menegaskan akan mengedepankan pendekatan preventif dan humanis. Pelanggaran lalu lintas, khususnya yang melibatkan pelajar, akan disikapi dengan edukasi, termasuk memanggil orang tua.

“Kami tetap mengedepankan pendekatan humanis. Teguran dan edukasi menjadi prioritas, apalagi ini masa liburan,” tandas Kapolres.

Sejalan dengan itu, Polres Pacitan juga mengeluarkan sejumlah imbauan kepada masyarakat, mulai dari menjaga toleransi antarumat beragama, memastikan rumah aman sebelum bepergian dengan mematikan peralatan listrik, menghindari petasan dan kembang api, menjauhi miras dan narkoba, tidak melakukan konvoi atau ugal-ugalan di jalan, hingga meningkatkan kewaspadaan terhadap curanmor.

Dengan sinergi aparat, pemerintah daerah, pengelola wisata, dan partisipasi aktif masyarakat, Polres Pacitan optimistis perayaan Natal dan Tahun Baru dapat berlangsung aman, tertib, dan penuh kedamaian. (*)