TIMES JATIM, SITUBONDO – Momen ramadan penuh dengan berkah dan manfaat. Selain perputaran roda ekonomi kian lancar, banyak pengusaha raih pendapatan berkali lipat selama ramadan. Seperti pengusaha gilingan daging Situbondo juga ikut dapat imbasnya.
Suhartatik (47) pengusaha penggilingan daging di pasar Induk Besuki mengatakan, pendapatan selama ramadan alami peningkatan dua kali lipat dari hari biasanya.
"Alhamdulillah, puasa ini pendapatan ikut naik. Tidak terlalu banyak, tapi makin rame daripada biasanya," ungkapnya, Selasa (4/4/23).
Menurut Suhartatik, salah satu penyebab naiknya pendapatan bulan Ramadan 2023 adalah tren masyarakat Situbondo mengolah daging menjadi adonan bakso kian meningkat. "Biasanya cuma pedagang, sekarang warga juga ikutan," jelasnya.
Terkait dengan biaya jasa penggilingan daging di Situbondo, diketahui bahwa tidak ada perubahan dari harga normal hari biasa. "Masih sama mas, Rp 10 ribu per kilonya," beber Suhartatik.
Kenaikan pendapatan diakui berasal dari frekuensi penggilingan yang meningkat selama bulan ramadan 2023. "Tambahan lain mungkin dari tepung yang sedikit naik harganya," sambungnya.
Dijelaskan, harga tepung ikut mempengaruhi biaya penggilingan daging karena pelanggan biasanya datang dengan membawa daging segar saja tanpa tepung dan bumbu. "Jadinya beli di kita untuk tepung dan bumbunya," katanya.
Di hari biasa sebelum Ramadan lata dia, biaya giling daging perkilo biasanya sekitar Rp 25 ribu, seiring dengan kenaikan harga tepung biaya giling kini berkisar Rp 30 hingga Rp 35 ribu per kilo.
Ditanya tentang kenaikan frekuensi penggilingan, Suhartatik mengungkapkan, di bulan ramadan 2023 penggilingannya dapat giling 75 sampai 80 kilo setiap hari. Naik dari hari biasa yang hanya 35 sampai 45 kilo.
"Untuk saat ini masih mampu, biasanya naik banyak menjelang lebaran. Bisa 3 bahkan 4 kali lipat. Kita pakai nomor antrian biasanya nanti," beber Suhartatik.
Lina (34), pelanggan yang tengah menunggu gilingan dagingnya menjelaskan, alasan menggiling daging segar menjadi bakso karena lebih awet dan mudah disimpan.
"Kalau bakso tinggal dihangatkan jika mau dikonsumsi, lebih mudah dan praktis. Kalau daging diolah semur tidak habis kan eman," tandas Ibu muda yang tengah menunggu gilingan daging di Situbondo di momen ramadan ini. (*)
Pewarta | : Dicko W |
Editor | : Muhammad Iqbal |