TIMES JATIM, MADIUN – Berawal dari usaha roti rumahan, Bluder Cokro kini menjadi ikon baru makanan khas Kota Karismatik Madiun. Setelah 30 tahun, roti bluder yang kali pertama dibuat oleh Suzana ini berhasil menyamai brem dan sambel pecel yang lebih dulu melekat dengan Kota Madiun.
Bahkan kini muncul tagline baru belum ke Madiun kalau belum ke Bluder Cokro.
"Sama dengan sambel pecel dan brem, Bluder Cokro juga butuh waktu cukup lama untuk bisa seperti ini. Baru tiga tahun belakangan ini, kami berhasil menjadi salah satu ikon Kota Madiun," ujar Hari Sasono, Direktur Bluder Cokro usai perayaan HUT 30 Tahun Penoeh Tjinta Bluder Cokro di factory outlet Jalan Hayam Wuruk Kota Madiun, Minggu (21/4/2019).
Hari mengungkapkan, tidak mudah mengangkat roti rumahan buatan sang ibu yang dikenal lembut dan legit itu menjadi produk oleh-oleh yang dikenal luas. Salah satu kuncinya adalah konsistensi dan komitmen tidak mengubah bahan bluder racikan ibu Suzana.
"Kami juga berusaha untuk sementara selalu up to date perkembangan teknologi dan zaman. Salah satunya dengan melaunching Cokro Apps untuk memudahkan costumer melihat stock dan order," ujarnya.
Menandai eksistensi selama 30 tahun di Kota Karismatik Madiun, acara seremonial sederhana namun hangat dan meriah digelar di factory outlet Bluder Cokro. Yang khas, semua jajaran direksi, manajemen dan karyawan semua mengenakan dresscode khas Jawa yakni baju lurik dan kebaya. Selain hiburan musik, pengunjung juga bisa bergaya suka-suka di foto booth disediakan penyelenggara. (*)
Pewarta | : Yupi Apridayani |
Editor | : Faizal R Arief |