TIMES JATIM, MOJOKERTO – Pasangan Cabup-Cawabup di Pilkada 2024, Ikfina Fahmawati dan Sa'Dulloh Syarofi terus mendapat dukungan dari masyarakat. Salah satunya adalah dari buruh pabrik rokok di Kabupaten Mojokerto. Dukungan dari para buruh itu akan semakin menguatkan semangat Idola akronim dari Ikfina-Gus Dulloh, dalam kontestasi Pilbup Mojokerto, pada Rabu 27 November 2024 mendatang.
Hal itu terungkap saat Ikfina Fahmawati mengenalkan Paslon Idola, kepada buruh pabrik rokok di MPS (Mitra Produksi Sigaret) KUD Tani Bahagia, Desa Pugeran, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Rabu (6/11/2024).
Bupati perempuan pertama di Mojokerto ini mengatakan, di Pilbup Mojokerto 2024 dirinya maju sebagai Cabup Mojokerto bersama Cawabup Gus Dulloh, yang merupakan putra kiai karismatik, KH Chusaini Ilyas.
"Sekarang kita punya Idola yang artinya adalah Ikfina-Gus Dulloh, dan kita mendapat nomor urut 1 pada pemilihan bupati dan wakil bupati Mojokerto tahun 2024. Dengan wakil saya, Gus Sa'Dulloh Syarofi, semoga masyarakat Kabupaten Mojokerto memberikan restunya untuk Idola," ungkap Ikfina Fahmawati dalam keterangannya kepada TIMES Indonesia, Rabu (6/11/2024).
Pertemuan bersama Cabup Mojokerto, Ikfina Fahmawati berlangsung dialogis dengan buruh pabrik rokok yang 90 persen adalah perempuan.
Sementara, salah seorang buruh pabrik rokok, Luluk Sri Wilujeng bertanya kepada Ikfina terkait alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Karena berhubungan dengan BLT (Bantuan langsung tunai) untuk buruh pabrik rokok dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau tersebut.
"Bu Ikfina, bantuan (BLT) untuk buruh pabrik rokok, kita menginginkan tetap ada dan kalau bisa masih tetap sama," kata Luluk.
Hal itu ditanggapi oleh Ikfina. Ikfina mengungkapkan, pemanfaatan dana DBHCHT tergantung dari kebijakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Untuk alokasi DBHCHT 2025 saat ini masih dalam proses pembahasan pemerintah pusat.
"Tapi yang jelas, kita akan terus upayakan agar BLT yang hak para buruh pabrik rokok dan buruh petani tembakau. Karena DBHCHT setiap tahun tidak sama tergantung berapa cukai rokok, prosentase bagi hasil yang diterima oleh pemerintah daerah. Kita perjuangkan akan lebih besar dari tahun sebelumnya," ucap Bupati ke-30 di Mojokerto.
Paslon Idola, Ikfina dan Gus Dulloh tetap berkomitmen memperjuangkan kesejahteraan buruh di Bumi Majapahit. Terutama buruh pabrik rokok, melalui intervensi pemerintah daerah dalam mengusulkan tarif cukai khusus SKT (Sigaret kretek tangan).
Sebab, ketentuan tarif cukai merupakan kebijakan pemerintah pusat, sehingga yang bisa dilakukan pemda adalah memfasilitasi keinginan buruh dengan bersurat kepada pemangku kebijakan, agar memberikan pertimbangan tidak menaikkan cukai SKT.
"Tugasnya Bu Ikfina menyampaikan, memfasilitasi keinginan panjenengan (Buruh pabrik rokok) ke pemerintah, nanti saya akan bersurat," ujar Cabup petahana ini.
Dokter Ikfina Fahmawati berpesan kepada buruh pabrik rokok yang mayoritas emak-emak agar tetap menjaga kesehatan, dan terus semangat bekerja untuk keluarga.
"Saya minta semuanya memprioritaskan kesehatan. Jangan sampai sakit, karena panjenengan adalah pekerja wanita untuk keluarga," pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ikfina-Gus Dulloh Bakal Perjuangkan Kenaikan BLT DBHCHT untuk Buruh Rokok dan Petani Tembakau di Mojokerto
Pewarta | : Sholihin Nur |
Editor | : Deasy Mayasari |