TIMES JATIM, BATU – Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) Kota Batu menyebut ada penurunan nilai investasi di Kota Batu pada tahun 2020 hingga Rp 1,9 triliun karena terdampak Pandemi Covid-19.
Tahun itu tercatat hanya investasi senilai Rp 1 triliun yang masuk ke Kota Batu sebagai bagian dari lesunya perekonomian. Hal ini dipandang lumrah karena tidak hanya Kota Batu saja yang mengalaminya, namun juga daerah lain.
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal, DPMPTSPTK Kota Batu, Bambang Supriyanto mengatakan kondisi ini menurutnya masih baik ketimbang daerah lain di Jawa Timur.
"Nilai investasi yang ditanamkan masih cukup baik di tengah himpitan perekonomian di masa pandemi, penurunannya tidak terlalu buruk,” ujar Bambang.
Menyikapi hal ini DPMPTSPTK Kota Batu menyiapkan beberapa payung hukum untuk menggeliatkan perekonomian dan meningkatkan nilai investasi.
Ada beberapa usulan perda yang diharapkan bisa meningkatkan nilai investasi di sektor pariwisata, pertanian dan UMKM. Lewat perda ini diyakini banyak orang akan menanamkan investasi di Kota Batu karena memberikan kelonggaran dan jaminan rasa aman.
Di masa pandemi saja, di Kota Batu telah bertumbuh beberapa tempat usaha. Ada usaha pariwisata seperti obyek wisata baru seperti Batu Love Garden (Baloga) ada juga beberapa tempat usaha kuliner yang banyak membanjiri jalan protokol di Kota Batu.
Seperti di Jl Soekarno bertumbuhan tempat usaha kuliner baru menunjukkan bahwa pelaku usaha optimis bisa mengembangkan sayap usahanya di Kota Batu. Hal yang sama juga terjadi di jantung kota di Jl Diponegoro, terus bertumbuhan tempat usaha kuliner.
Bahkan bukan hanya tempat usaha yang memiliki branding lokal, banyak juga tempat usaha kuliner yang memiliki banyak cabang di kota lain mendirikan usahanya di Kota Batu. Hal ini menurut Bambang harus tetap dijaga agar ke depan geliat perekonomian dan investasi di Kota Batu semakin terasa. (*)
Pewarta | : Muhammad Dhani Rahman |
Editor | : Irfan Anshori |