TIMES JATIM, BOJONEGORO – Bergerak tiada henti. Ungkapan itu kiranya dibuktikan secara langsung oleh Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2024 - 2029, Dr. Lia Istifhama M.E.I. Belasan Kabupaten Kota diterjuninya selama masa reses Komite III DPD RI, termasuk Kabupaten Boojonegoro.
Hal ini tampak pada kehadirannya di Pondok pesantren (ponpes) modern Al Fatimah, Jumat (15/11/24). Senator cantik itu menyempatkan melakukan kunjungan istimewa pada Ponpes yang diasuh Kiai Khos, Dr. KH. Tamam Syaifuddin, M.Si, yang juga Ketua FKUB Bojonegoro.
Ning Lia, sapaan akrab Keponakan Gubernur Jatim 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa itu, melakukan kunjungan kali kedua setelah sebelumya, yaitu Agustus lalu, telah melakukan momen silaturahmi bersama ribuan santri ponpes modern Al-Fatimah.
Hal sama dilakukannya di pendopo aula Ponpes, tepatnya jaring aspirasi dan sekaligus memberikan motivasi para santri.
“Kita sekarang kan memasuki era masyarakat asosiasional, yang mana hubungan keluarga tidak harus berbentuk ‘in blood relation’ atau relasi karena hubungan darah yaitu nuclear family, ayah-ibu-kakak adek, tapi hubungan keluarga yang terbentuk karena hubungan sosial. Seperti contoh menjadi keluarga besar karena lingkungan pesantren, ini contoh bagus karena kalian temukan keluarga kedua di tempat kalian menimba ilmu,” ungkapnya
“Namun kalian harus tahu, bahwa di era asosional, bisa jadi muncul disrupsi, apalagi dampak digital. Negatifnya adalah jika kalian yang masih genzy, menemukan teman baru di sosial media lantas menggantikan posisi keluarga kandung. Ini yang tidak boleh. Karena bagaimanapun orang tua kalian dan saudara-saudara kalian adalah sahabat sejati kalian dalam menumpahkan masalah. Jadi jangan dinomerduakan,” pesan Ning Lia.
Berbicara digital, doktoral UINSA itu juga menyebut istilah konvergensi dan kolaborasi.
“Dalam memanfaatkan digital, maka jadikan ini kemudahan kalian menciptakan karya anak bangsa. Fungsikan secara konvergensi dan kolaborasi, yaitu gabungkan semua aspek digital secara positif. Jadikan semuanya sebagai rangkaian tiga sektor industri, yaitu: computing, communications, dan content.” jelasnya.
“Jadi ayo dikolaborasi ketiganya, menjadi karya atau potensi apa sih yang kalian ingin sampaikan, intinya atau goals tujuan apa, dan jadikan innovation serta competitive advantage, yaitu keuntungan kompetitif yang kalian miliki. Dengan kata lain, kalian yang masih muda-muda ini ayo memiliki jiwa yang semangat untuk berkompetisi secara sehat di manapun kelak kalian berada,” sambung Ning Lia
Acara yang dihadiri santriwati dan para tenaga pendidik Yayasan tersebut pun, berlangsung penuh semarak dengan hujan pantun dari DPD RI Milenial itu.
“Rhoma Irama nyanyi lagu gala-gala. Santri al Fatimah sik ayu-ayune talah,” ungkap ning Lia yang disambut suara ceria penuh semarak para santri.
Kunjungannya ke Bojonegoro sekaligus sebagai ucapan terima kasih kepada pengasuh ponpes modern Al-Fatimah, Dr. KH. Tamam Syaifuddin, M.Si yang juga Ketua FKUB Bojonegoro. Karena dalam Pemilu 2024 Lia memperoleh suara tertinggi se-jatim. Berkat sumbangan suara dari Bojonegoro. Sembari berikan motivasi, Lia berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Kiai Tamam.
‘’Matursuwun Kiai atas doa dan dukungannya,’’ pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Konvergensi dan Kolaborasi Potensi, Pesan DPD RI Lia Istifhama Depan Santri Al Fatimah Bojonegoro
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |