TIMES JATIM, SURABAYA – Mini Lemon Studio semakin menunjukkan keseriusan dalam membangun generasi bangsa melalui industri film animasi. Tak tanggung-tanggung, mereka secara khusus melibatkan psikolog sepanjang proses pembuatan naskah cerita.
Mini Lemon Studio bahkan telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan Ubaya Innovaction Hub (UIH), Rabu (8/1/2025).
Penandatanganan kerja sama tentang pemberi tinjauan naskah (script) film tersebut dilakukan antara Direktur UIH Prof Sujoko Efferin, Ph.D. dengan Founder Mini Lemon (d'Topeng Kingdom Group) Reno Halsamer di Kampus Universitas Surabaya (Ubaya) Tenggilis.
Reno mengungkapkan, bahwa kerja sama kedua belah pihak meliputi pengembangan industri perfilman yang sudah sejak lama menjadi fokus utama Mini Lemon Movie.
"Mini Lemon bukan sekadar hiburan, tetapi juga memiliki kekuatan cerita dalam membangun positive character," ungkap Reno.
Maka dari itu, Reno berinisiatif menggandeng UIH agar pembuatan naskah cerita semakin menambah nilai-nilai edukasi bagi anak-anak.
Tim Mini Lemon Studio berfoto bersama Direksi di Kampus Ubaya, Rabu (8/1/2025). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Mini Lemon sendiri merupakan animasi tiga dimensi (3D) setara kualitas sinematografi Angry Bird buatan Pixar.
Animasi itu mendapat sentuhan tangan dingin sutradara papan atas, Heriyadi Natawijaya dan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selama proses pembuatan film. Mereka terlibat langsung sepanjang pengerjaan grafis animasi, pengisi suara hingga naskah dengan bimbingan para mentor profesional.
"Cerita yang kita bangun itu, tentu akan kita konsultasikan kepada UIH agar dapat memberikan masukan tentang bagaimana membangun sebuah cerita yang mempunyai nilai-nilai positive character," jelas Reno.
Di samping Mini Lemon Movie, Mini Lemon Studio juga bakal mengembangkan berbagai project bersama Ubaya dengan merilis Bed Time Story untuk membangun hubungan ibu dan anak melalui cerita sebelum tidur.
"Kontennya tidak hanya film Mini Lemon saja, tetapi nantinya ke depan kita juga bisa bikin film-film pendek. Seperti misal bed time story," ujar Reno Halsamer.
Saat ini, Mini Lemon juga sudah mulai berkembang ke berbagai macam sektor, mulai food and beverage hingga merchandise.
Senada, Direktur UIH Prof Sujoko mengungkapkan antusiame tersendiri, karena baru kali ini Ubaya menerima proyek kerja sama dalam bidang industri perfilman khususnya dari sisi psikologi pendidikan.
Nantinya, film Mini Lemon akan diarahkan supaya membawa pesan pendidikan yang lebih dapat dipahami dan sesuai dengan nilai-nilai sesuai budaya bangsa bagi anak-anak.
"Seperti nilai-nilai keluarga, sopan santun, keluarga, keberagaman dan persahabatan di antara orang yang berbeda etnis dan agama. Tentu ada unsur fun nya juga ya," terang Prof Sujoko.
Ubaya juga berencana akan membuat penelitian atau riset dalam pengembangan naskah Mini Lemon Movie yang mampu menambah nilai-nilai edukasi dan nilai moral bagi anak-anak sesuai budaya bangsa berdasarkan tinjauan konsultan ahli dari pakar psikologi.
Kepala Lab Psikologi Umum Eksperimen Prof Teguh Wijaya Mulya, Ph.D, yang didapuk sebagai konsultan, sangat mengapresiasi kehadiran Mini Lemon Movie yang dinilai sejalan dengan nilai multikulturalis dan toleransi sebagaimana misi Kampus Ubaya.
"Dengan Mini Lemon ini, saya kira punya komitmen yang sejalan, jadi bagaimana lewat film bisa merepresentasikan keragaman, intercultural friendship dan interface friendship," katanya.
Prof Teguh memandang bahwasanya pengembangan tontonan hiburan edukatif dari sineas bangsa sangatlah penting dilakukan di tengah gempuran animasi barat yang terkadang mengandung konten kekerasan dan propaganda.
Secara tidak disadari, konten seperti itu bisa memengaruhi alam bawah sadar sehingga konten hiburan alternatif seperti Mini Lemon hadir menyampaikan pesan yang berbeda dan sarat edukasi positif bagi tumbuh kembang anak.
"Konten hiburan bermacam-macam, dan yang perlu dicermati bahwa dalam setiap konten ada pesan-pesan yang menggambarkan entah pesan moral maupun pesan ideologis tertentu, bahkan pesan psikologis tertentu," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Prof Teguh, sangat penting memiliki konten hiburan yang mendidik sesuai kepribadian bangsa. Apalagi Mini Lemon Movie merupakan animasi yang mengenalkan multikulturalisme dan toleransi.
"Konten hiburan merupakan media yang powerfull untuk memengaruhi cara berpikir generasi muda dan anak-anak. Saya rasa penting bagi industri perfilman untuk membangun karakter bangsa," ujarnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mini Lemon Studio Libatkan Psikolog Ubaya untuk Membangun Karakter Positif Anak Bangsa
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |