TIMES JATIM, BANYUWANGI – Memasuki puncak musim kemarau, Kabupaten Banyuwangi justru masih diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Kondisi ini dipengaruhi fenomena gelombang Rossby yang tengah melintas di wilayah Jawa Timur.

Prakirawan stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Fredy Kurniawan, menjelaskan bahwa gelombang Rossby bergeser dari timur ke barat di sepanjang garis ekuator.

Menurut Fredy, sapaan akrab Fredy Kurniawan, fenomena gelombang Rossby mendorong pertumbuhan awan hujan, sehingga hujan tetap berpotensi turun meski saat ini Banyuwangi berada di puncak musim kemarau.

“Jadi meskipun kita berada di puncak musim kemarau, hujan masih bisa terjadi karena adanya gangguan cuaca berupa gelombang Rossby tersebut,” kata Fredy, Kamis (28/8/2025).

Dikatakan Fredy, kondisi hujan ringan yang beberapa hari terakhir terjadi di Bumi Blambangan, diperkirakan masih bertahan hingga 3 hingga 7 hari ke depan.

Di sisi lain, masyarakat juga diminta mewaspadai kondisi gelombang laut. Fredy mengungkapkan, angin dari arah Australia yang berhembus lebih kencang turut meningkatkan tinggi gelombang di perairan selatan Jawa, termasuk Banyuwangi.

“Tinggi gelombang saat ini berkisar 2 hingga 3 meter. Namun, besok diperkirakan mulai menurun menjadi sekitar 1,5 – 2,5 meter. Meski demikian, kondisi tersebut tetap relatif tinggi dan perlu diwaspadai,” jelas Fredy.

BMKG mengimbau masyarakat Banyuwangi untuk tetap waspada terhadap potensi hujan yang masih bisa turun di musim kemarau ini, sekaligus berhati-hati bagi nelayan maupun warga yang beraktivitas di laut mengingat kondisi gelombang yang relatif tinggi. (*)