TIMES JATIM, BANYUWANGI – Sebanyak 141 destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi, dipastikan siap dan aman untuk menyambut libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Hal tersebut, diungkapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, usai meninjau sejumlah destinasi unggulan, salah satunya di Pantai Grand Watu Dodol (GWD), Kecamatan Wongsorejo, Selasa (23/12/2025).

“Kami memastikan seluruh destinasi siap menerima kunjungan wisatawan. Mengingat saat ini cuaca cukup ekstrem, kami juga meminta pengelola menyiapkan langkah-langkah antisipatif agar pengunjung merasa aman dan nyaman,” kata Kepala Disbudpar Banyuwangi, Taufik Rohman.

Untuk memastikan standar pengelolaan destinasi selama libur Nataru, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi juga telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor: 050/4771/429.110/2025.

SE tersebut, menjadi pedoman bagi seluruh pengelola destinasi wisata dan hotel, baik yang dikelola swasta maupun Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

Tercantum dalam SE, pengelola diwajibkan memastikan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait pengelolaan destinasi wisata dan layanan pariwisata.

Lebih lanjut, pengelola harus menjalankan Standard Operating Procedure (SOP) serta menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara konsisten, baik bagi karyawan maupun pengunjung, guna mencegah terjadinya kecelakaan atau insiden yang tidak diinginkan.

Pemkab Banyuwangi juga menekankan pentingnya perawatan berkala terhadap seluruh fasilitas, wahana, sarana, dan prasarana wisata untuk menghindari gangguan pelayanan maupun potensi kerusakan.

Pengelola destinasi diminta bekerja sama dengan koperasi serta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat dalam penyediaan kebutuhan wisatawan, sekaligus mendorong perputaran ekonomi lokal.

Dari sisi keamanan, pengelola destinasi diwajibkan menjalin kerja sama lintas sektor di tingkat kecamatan dalam penyediaan posko keamanan di masing-masing destinasi.

Selain itu, pengelola juga harus melakukan mitigasi bencana alam maupun non-alam, termasuk menyiapkan jalur evakuasi, titik kumpul, petugas tanggap darurat, serta sarana pendukung lainnya.

Pengelola destinasi juga diwajibkan menyediakan informasi yang jelas dan mudah diakses terkait jam operasional, aturan khusus, serta kegiatan yang berlangsung selama periode libur.

Tak kalah penting, pengelola diminta menyediakan area peristirahatan bagi pengemudi dan operator transportasi wisata, serta memastikan ketersediaan lahan parkir yang memadai dan aman.

Dalam surat edaran tersebut, Pemkab Banyuwangi juga mewajibkan penyediaan fasilitas pendukung seperti toilet, tempat sampah, pusat informasi, dan fasilitas lainnya sesuai kebutuhan pengunjung.

Pengelola destinasi turut diminta menyediakan pilihan perlindungan asuransi bagi wisatawan maupun pegawai sesuai ketentuan yang berlaku.

Di sisi lain, pengelola destinasi diwajibkan memperhitungkan daya dukung dan daya tampung kawasan wisata agar tidak terjadi kelebihan kapasitas.

Pengendalian jumlah kendaraan dan kunjungan wisatawan juga harus dilakukan sesuai kapasitas destinasi dan tata kelola lalu lintas kawasan.

Selain pengaturan teknis, Pemkab Banyuwangi menegaskan larangan keras terhadap kegiatan hiburan yang tidak sesuai dengan karakter destinasi dan norma sosial.

Pengelola dilarang menyelenggarakan atraksi hiburan yang mengundang DJ, ladies night, kegiatan sejenis yang terkesan seperti diskotik, maupun pesta minuman keras.

Pengunjung dilarang membawa dan mengonsumsi minuman keras di kawasan destinasi wisata, dengan pengawasan yang harus dilakukan secara ketat oleh pengelola.

“Kami ingin memastikan wisatawan yang datang ke Banyuwangi bisa pulang membawa kenangan indah, tanpa gangguan keamanan maupun ketidaknyamanan fasilitas,” tutur Taufik. (*)