TIMES JATIM, SURABAYA – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Pemerintah Kota atau Pemkot Surabaya melakukan pemeriksaan kesehatan intensif terhadap hewan kurban di berbagai titik lapak penjualan pada Senin (26/5/2025).
Salah satunya dilakukan di lapak pedagang hewan kurban yang berlokasi di Jalan Ketintang Baru Selatan I, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah preventif untuk memastikan hewan kurban dalam kondisi sehat dan bebas dari penyakit.
“Kita dari Tim DKPP hari ini memeriksa hewan kurban di seluruh Kota Surabaya, di lapak-lapak penjualan hewan kurban. Kita periksa kesehatan hewan kurban baik sapi maupun kambing kita periksa," kata Antiek.
Selain itu, ia juga menuturkan bahwa pemeriksaan hewan kurban dilakukan untuk memastikan jangan sampai ada yang terkena penyakit menular, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), hingga antraks.
"Jadi pemeriksaan ini untuk mencegah terjadinya penyakit di Kota Surabaya,” imbuhnya.
Kepala Bidang Peternakan DKPP Kota Surabaya, drh. Sunarno Aristono, menjelaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan mencakup berbagai aspek kesehatan hewan. Seperti di antaranya meliputi pemeriksaan mata, mulut, kaki hingga gigi hewan kurban.
“Mulai dari matanya harus jernih, bulunya mengkilat, dari segi kotoran tidak diare. Kemudian dari mulut dan kakinya tidak ada luka, terus kalau giginya itu minimal kalau untuk sapi poel (gigi tanggal) itu minimal usia di atas dua tahun, kemudian tidak cacat, nafsu makannya baik. Kemudian suhu tubuh juga normal, badannya simetris bisa berdiri tegak,” ujar Aris.
Hingga saat ini, Aris mengungkapkan bahwa belum ditemukan kasus penyakit serius pada hewan kurban di lapak-lapak pedagang. Namun, biasanya ada beberapa kasus ringan seperti kembung atau penurunan nafsu makan akibat perjalanan atau terkena hujan.
“Selama ini belum ada temuan. Untuk yang sakit biasanya karena perjalanan, sakit kembung atau mungkin kena hujan sehingga nafsu makan berkurang, itu harus dipisahkan. Kita evaluasi kita pisahkan, kemudian kita kasih vitamin,” jelas Aris.
Pemeriksaan hewan kurban, lanjutnya, akan berlangsung hingga 4 Juni 2025 atau sebelum Hari Raya Iduladha. Pemeriksaan ini dilakukan secara menyeluruh di 31 kecamatan dan 154 kelurahan se-Kota Surabaya.
“Yang sudah kita periksa, kita kasih Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang ditandatangani pejabat otoritas veteriner dan kita kasih stiker sudah diperiksa kesehatan,” jelasnya.
Selain itu, Aris juga memberikan tips bagi warga yang ingin membeli hewan kurban agar memastikan hewan yang dibeli dalam kondisi prima.
“Tips yang paling mudah adalah saat dia (hewan kurban) mau makan, ini yang sehat. Kemudian tidak kurus. Lalu, hidung, mulut sama kakinya tidak ada luka, tidak cacat. Bulunya ini tidak berdiri, terus kalau badannya gemuk dia bisa berdiri tegak,” katanya.
Sementara itu, Rachmad Wiyono, salah satu pedagang hewan kurban mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang telah memfasilitasi pedagang dalam menjaga kesehatan hewan kurban.
"Kami sebagai pedagang atau penjual rutin tahunan ini merasa terfasilitasi banyak untuk menjaga kesehatan hewan. Bahkan ketika hewan itu sehat dan legal standing surat kesehatan juga ada itu memberikan kenyamanan sendiri bagi pembeli atau pelanggan,” kata Rachmad.
Warga Jambangan Kota Surabaya ini juga menegaskan bahwa legalitas dan kondisi kesehatan hewan kurban menjadi prioritas dalam usahanya.
“Itulah yang menjadi dasar kuat kami, kenapa kita walaupun berat prosesnya (tahapan) tetap kita jalani, agar masyarakat merasakan bahwa jualan hewan kurban kita memang yang resmi, sah dan sehat,” pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pemkot Surabaya Intensifkan Pemeriksaan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1446 H
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Deasy Mayasari |