TIMES JATIM, SURABAYA – Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur kembali melakukan survei pemetaan potensi tanah bergerak menggunakan metode mikrotremor dan foto udara di 14 lokasi rawan longsor di sejumlah daerah.
Salah satu sasaran survei terbaru adalah di Kabupaten Blitar. Tepatnya, kawasan SMKN 1 Doko Kampus 2 di Dusun Nyawangan, Desa Resapombo, Kecamatan Doko,
“Survei ini dilakukan atas permintaan BPBD setempat setelah ditemukan indikasi gerakan tanah pasca-kejadian longsor di area SMKN 1 Doko pada 22 Januari 2025,” ujar Pelaksana Tugas Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Dadang Iqwandy, dalam keterangannya di Surabaya, Selasa (11/3/2025).
Ia menjelaskan, ,etode mikrotremor yang digunakan dalam survei ini untuk mengukur dan menganalisis tingkat kerentanan tanah dengan seismograf.
Selain Blitar, survei juga dilakukan di Kabupaten Madiun. Tepatnya di Dusun Pucang Sawit, Desa Padas, Kecamatan Dagangan. Di lokasi tersebut, ditemukan pergerakan lempeng tanah yang menyebabkan retakan permukaan sepanjang 100 meter dengan lebar antara 10-40 centimeter.
“Tim BPBD Jatim melakukan survei mikrotremor di beberapa titik dan mendokumentasikan kondisi terkini dengan foto udara,” ujar Dadang.
Selain memetakan potensi tanah bergerak, tim juga melakukan susur sungai untuk mengidentifikasi potensi banjir bandang akibat bendung alam yang terbentuk di aliran sungai setempat. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi risiko bencana yang lebih besar.
Lokasi Survei Pemetaan Tanah Bergerak di Jatim
Pada awal tahun ini, BPBD Jatim telah menggencarkan survei pemetaan tanah bergerak di sejumlah daerah. Selain Blitar dan Madiun, survei telah dilakukan di Kabupaten Probolinggo, tepatnya di Desa Plaosan, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo; Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang; Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang; dan Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
Sedangkan dua lokasi yang berpotensi mengalami gerakan tanah masih menunggu jadwal survei.
"Masih ada dua lokasi lagi yang berpotensi terjadinya gerakan tanah yang belum kita survei," katanya.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jatim, sepanjang 2024 telah teridentifikasi 12 titik rawan tanah bergerak.
“Jumlah ini kemungkinan akan meningkat mengingat semakin maraknya kejadian pergerakan tanah tahun ini,” kata Dadang. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |