TIMES JATIM, SURABAYA – Penganugerahan Pahlawan Nasional kepada Syaikhona Muhammad Kholil merupakan pengakuan resmi negara terhadap ketokohan dan perjuangannya dalam membangun semangat kejuangan bagi masyarakat warga bangsa.
Bila selama ini, Syaikhona Muhammad Kholil dikenal pada batas-batas kelebihan spiritualitasnya, dengan Anugerah Pahlawan Nasional, menjadi momen penting demitologisasi Sang Tokoh.
"Artinya, eksistensi Syaikhona Muhammad Kholil adalah pejuang di bidang pendidikan pesantren pada abad ke-19 dan abad 20," demikian diungkapkan Riadi Ngasiran, Sejarawan Santri, Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) PWNU Jatim dalam Jurnal TV9, Selasa (11/11/2025)
Selain pengkaji Sejarah Resolusi Jihad NU, dalam acara bertajuk "Penganugerahan Pahlawan Nasional Syaikhona Muhammad Kholil dan Peran Kebangsaan Pesantren" menghadirkan DR Muhaimin, Penulis Sejarah Perjuangan Syaikhona Muhammad Kholil, dengan host Sabrina.
Santri Syaikhona Muhammad Kholil tersebar di pelbagai daerah di Jawa, bukan hanya Jatim dan Jateng, tapi juga ujung barat Jawa Barat. Seperti KH Muhammad Tajul Arifin dari Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Mereka Pendiri-pendiri Pesantren besar.
Di Surabaya, misalnya, dikatakan Riadi Ngasiran, secara khusus murid-murid Syaikhona Kholil tidak mendirikan Pesantren.Tetapi, mengantisipasi kebutuhan kota besar yang metropolitan.

"Dengan semangat kosmopolitan, Kiai Ahmad Dahlan Kebondalem, KH Ridlwan Abdullah, KH Mas Alwi bin Abdul Aziz, dengan motor utama KH Abdul Wahab Hasbullah, mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan, Tashwirul Afkar sebagai tangki pikiran kaum santri dalam mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai Kebangsaan dan cinta tanah air," kata Riadi Ngasiran.
Kiai Wahab Hasbullah juga aktif mengadakan diskusi Islamic Studieclub, menyeimbangi kegiatan Indishe Studieclub Dokter Soetomo, pendiri Budi Utomo.
Menurut Muhaimin, eksistensi Syaikhona Muhammad Kholil digali dari data dan sumber primer. Seperti surat-surat, naskah risalah keagamaan, dan dokumen sezaman.
"Kami memelajari 9 kitab terkait Syaikhona Muhammad Kholil, yang kami temukan rata-rata terkait karomah dan kelebihan spiritualnya. Tapi, kami tetap berusaha hingga berdarah-darah, bukan hanya berkeringat. Sehingga, berhasil memeroleh sumber primernya," kata Dosen Institut Agama Islam Syaikhona Kholil, Bangkalan, Madura.
Dengan Anugerah Pahlawan Nasional tersebut, merupakan momen penting bagi generasi terkini. Generasi Z, dengan menyesuaikan kebutuhan mereka.
Pemikiran perjuangan Syaikhona Muhammad Kholil selalu aktual. Nilai perjuangan dan kejuangannya menjadi inspirasi kita di masa mendatang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Demitologisasi Syaikhona Kholil, Penanaman Nilai Perjuangan bagi Gen Z
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Deasy Mayasari |