TIMES JATIM, MALANG – Kementerian Pertanian terus mendorong percepatan hilirisasi komoditas perkebunan sebagai strategi penting dalam memperkuat daya saing sektor pertanian nasional. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa hilirisasi tidak hanya berfokus pada peningkatan ekspor, tetapi juga menjadi penggerak utama ekonomi pedesaan.

“Hilirisasi bukan hanya soal peningkatan nilai ekspor, tapi juga tentang menciptakan lapangan kerja baru, industri di tingkat desa, serta penguatan nilai tambah komoditas dalam negeri,” tegas Mentan Amran.

Sejalan dengan arahan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian, termasuk mahasiswa vokasi pertanian, dalam mendorong nilai tambah produk di tingkat petani.

“Peningkatan kualitas hasil pertanian dan ekonomi petani sangat berkaitan dengan kemampuan dalam mengolah hasil pertanian. Proses pengolahan ini menjadi kunci untuk meningkatkan nilai tambah produk,” ungkap Idha.

Sebagai wujud nyata implementasi kebijakan tersebut, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang melaksanakan pembekalan bagi 71 mahasiswa Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (PPB) tingkat dua, bersama para dosen pendamping.

Kegiatan yang digelar di Ruang Diorama Kampus I Polbangtan Malang, Senin (10/11/2025) ini merupakan bagian dari Program Pendampingan Petani untuk Hilirisasi Perkebunan yang digagas oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.

Kegiatan dihadiri oleh Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, Wakil Direktur I Ugik Romadi, serta Sekretaris Jurusan sekaligus Dosen PPB, Niken Rani Wandansari. Program ini merupakan tindak lanjut dari arahan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) mengenai pendampingan hilirisasi perkebunan, yang bertujuan mempercepat pengolahan komoditas unggulan seperti tebu, kopi, dan jambu mete, sekaligus meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam penerapan teknologi budidaya dan penguatan rantai nilai di tingkat petani.

Pelaksanaan program berada di bawah koordinasi Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) dengan dukungan Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai Project in Charge (PIC), serta bekerja sama dengan Dinas Pertanian kabupaten setempat. Mahasiswa akan diterjunkan ke berbagai lokasi yang telah ditentukan untuk berkolaborasi dengan tim teknis daerah dalam mendampingi petani binaan secara langsung di lapangan.

Dalam arahannya, Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, berpesan agar mahasiswa menjadikan kegiatan ini sebagai momentum berharga untuk berkontribusi nyata dan menjaga nama baik almamater.

“Kampus kita mungkin kecil dibandingkan yang lain, tetapi jangan pernah minder atau ragu. Ini adalah momentum pertama bagi kita untuk berkiprah dalam pendampingan hilirisasi perkebunan. Jagalah nama baik Polbangtan Malang, beradaptasilah dengan lingkungan, dan tunjukkan kualitas kalian di lapangan. Jadilah pribadi yang dapat diandalkan dan tetap jaga etika di mana pun kalian berada,” pesan Setya.

Sementara itu, Sekretaris Jurusan PPB, Niken Rani Wandansari, menuturkan bahwa program ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan praktis sekaligus berkontribusi langsung bagi masyarakat.

“Melalui kegiatan pendampingan hilirisasi ini, mahasiswa tidak hanya mempelajari aspek teknis budidaya dan distribusi benih, tetapi juga mengimplementasikan inovasi pertanian secara langsung di masyarakat. Ini menjadi pengalaman berharga sekaligus bentuk kontribusi nyata Polbangtan Malang dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Niken.

Melalui kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan petani, Polbangtan Malang berkomitmen mencetak sumber daya manusia pertanian yang kompeten, adaptif, dan berdaya saing guna memperkuat sektor perkebunan nasional menuju pertanian maju, mandiri, dan modern. (*)