TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo, Jatim, menutup sementara Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan, pada Senin (10/2/2025). Karena banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan hingga bahu jalan.
Berdasarkan pantauan TIMES Indonesia di lokasi, nampak tumpukan sampah yang didominasi oleh sayuran dan plastik, tercecer di depan TPS Semampir. Tumpukan sampah itu berserakan hingga meluber ke badan jalan.
Bau busuk sampah yang berserakan di bahu jalan, tercium kental hingga jarak 10 meter. Bahkan, saking banyaknya tumpukan sampah tersebut, membuat arus lalu lintas terganggu. Sebab, sampah itu hampir memakan separo dari ruas jalan.
Ironisnya, setiap pengendara yang melintas di sekitar jalan tersebut, sering kali, menutup hidung lantaran bau busuk yang menyengat hingga rongga dada.
Setelah 10 menit mengamati sekitar TPS Semampir, rupanya banyak warga sekitar dan pedagang Pasar Semampir yang membuang sampah di TPS tersebut. Mereka membuang sampah itu hanya bermodalkan lempar tangan. Tak peduli sampah itu berlabuh di lokasi dalam TPS. Namun banyak sampah yang dibuang dengan cara dilempar begitu saja.
Lantaran tumpukan sampah yang tak dapat dikendalikan tersebut, DLH Kabupaten Probolingo pun mulai bersikap. Pemerintah tegas melakukan penutupan sementara pada TPS tersebut.
"Banyak warga sekitar yang mengeluhkan hal itu, khususnya para pedagang, karena selain baunya yang sangat menyengat juga mengganggu kelancaran lalu lintas," kata Mishul Sauliyah Fitriawati, Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah pada DLH Kabupaten Probolinggo.
Menurutnya, penutupan tersebut lantaran tumpukan sampah yang meluber hingga ke bahu jalan. Hal itu disebabkan dari banyak warga yang masih malas membuang sampah ke dalam TPS.
“Mereka hanya membuangnya begitu saja di depan TPS. Padahal TPS itu sudah cukup besar dan luas untuk menampung sampah dengan jumlah besar. Terlebih lagi, sampah di TPS itu sudah setiap hari diangkat dan dibuang ke TPA ole petugas,” jelasnya.
Penutupan sementara itu, kata Fitri, dilakukan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Sebagai gantinya, pemerintah menyediakan kontener untuk menampung sampah dari warga. Dengan begitu warga yang membawa gerobak sampah dan sejenisnya tidak bisa membuang disana lagi. Melainkan membuang langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Karena sebenarnya, yang membuat sampah meluber ke jalan itu rata-rata mereka yang bawa gerobak sampah. Dan mereka enggan buang langsung ke dalam TPS. Melainkan membuang seenaknya di bahu jalan,” kata Fitri.
Hal ini telah dibuktikan langsung oleh tim dari DLH saat melakukan pemantauan dan pengawasan di sekitar TPS selama beberapa hari. Tim tersebut sering kali memergoki warga yang membuang sampah dengan gerobak seenaknya.
Sejatinya, kebersihan lingkungan itu bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, terutama DLH Kabupaten Probolinggo. Melainkan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Guna menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sampah Sering Meluber ke Jalan, DLH Kabupaten Probolinggo Tutup TPS Semampir
Pewarta | : Abdul Jalil |
Editor | : Muhammad Iqbal |