https://jatim.times.co.id/
Berita

Serukan Perdamaian Pasca Kerusuhan Agustus 2025, Aliansi Mahasiswa Indonesia Gelar Diskusi Publik dan Doa Lintas Iman

Sabtu, 06 September 2025 - 18:33
Serukan Perdamaian Pasca Kerusuhan Agustus 2025, Aliansi Mahasiswa Indonesia Gelar Diskusi Publik dan Doa Lintas Iman Aliansi Mahasiswa Indonesia menegaskan perannya sebagai agen perdamaian yang mendorong dialog konstruktif, memperkuat toleransi, serta menjaga keutuhan NKRI, Sabtu (6/9/2025). (FOTO: Dok.Aliansi Mahasiswa Indonesia)

TIMES JATIM, SURABAYAAliansi Mahasiswa Indonesia menggelar Diskusi Publik & Doa Lintas Iman di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Sabtu (6/9/2025). 

Kegiatan ini mengangkat tema “Kerusuhan Agustus 2025 Berkedok Demonstrasi: Siapa yang Diuntungkan, Siapa yang Dirugikan?".

Acara tersebut dihadiri ratusan mahasiswa lintas kampus, tokoh pemuda, serta perwakilan masyarakat sipil.

Acara menghadirkan dua narasumber utama. Charles Gilbert, Koordinator Pusat BEM Kristiani Seluruh Indonesia, dan Achmad Baha’ur Rifqi, Presidium Nasional BEM PTNU. 

Diskusi terbagi menjadi dua sesi, yakni pemaparan publik terkait dampak kerusuhan serta doa lintas iman untuk memohon keselamatan, persatuan, dan kesejahteraan bangsa. 

Hadir pula pemuka agama, ustadz dan pendeta, yang memimpin doa bersama demi terciptanya Indonesia yang lebih damai dan tenteram.

Ketua Pelaksana, Emon, dalam sambutannya menekankan pentingnya forum ini sebagai momentum merajut kembali persatuan bangsa pasca kerusuhan.

“Kerusuhan Agustus 2025 meninggalkan luka sosial yang dalam. Melalui forum ini, mahasiswa berdiri di garis depan untuk menyerukan perdamaian, memperkuat solidaritas lintas iman, serta memastikan bahwa kekerasan tidak lagi menjadi pilihan dalam menyampaikan aspirasi. Perdamaian adalah jalan terbaik untuk menjaga keutuhan bangsa,” ujarnya.

Dalam sesi diskusi, Charles Gilbert membawakan topik “Kebebasan Berpendapat dalam Bingkai Kebangsaan dan Toleransi”.

Ia menekankan pentingnya menyampaikan aspirasi secara damai dan menolak provokasi yang merusak demokrasi.

“Kebebasan berpendapat adalah hak setiap warga negara, namun harus disalurkan dengan cara yang damai dan bertanggung jawab. Mahasiswa Kristiani menegaskan pentingnya toleransi, menghormati perbedaan, dan menolak aksi provokatif yang merusak demokrasi,” ungkap Charles.

Sementara itu, Achmad Baha’ur Rifqi membawakan materi “Aspirasi Mahasiswa dan Tantangan Penunggang Gelap”.

Ia mengulas fenomena aksi massa yang berubah menjadi kerusuhan akibat adanya pihak yang menunggangi gerakan rakyat.

“Kerusuhan Agustus lalu menunjukkan adanya pihak-pihak yang menunggangi aspirasi rakyat. Mahasiswa PTNU melihat ini sebagai tantangan untuk menjaga gerakan tetap murni, fokus pada kepentingan masyarakat, dan menegakkan demokrasi tanpa kekerasan,” tegas Baha.

Setelah sesi diskusi, acara dilanjutkan dengan doa lintas iman yang dipimpin oleh ustadz dan pendeta bersama seluruh peserta.

Puncak acara ditandai dengan pembacaan Deklarasi Perdamaian Gedung Joang 45, yang menegaskan sikap menolak kekerasan, menjaga persatuan bangsa, belajar dari tragedi Agustus 2025, serta mendukung pemerintah menindak tegas para pelaku kerusuhan.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa menegaskan perannya sebagai agen perdamaian yang mendorong dialog konstruktif, memperkuat toleransi, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.