https://jatim.times.co.id/
Wisata

Sego Lemeng dan Kopi Uthek, Wisata Gastronomi Khas Banyuwangi

Sabtu, 06 September 2025 - 14:24
Sego Lemeng dan Kopi Uthek, Wisata Gastronomi Khas Banyuwangi Turis mancanegara menikmati segelas kopi uthek. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Banyuwangi tak hanya dikenal dengan pesona alam dan tradisi budayanya. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini juga menawarkan kekayaan kuliner yang unik, salah satunya Sego Lemeng dan Kopi Uthek. Dua sajian khas Bumi Blambangan yang populer sebagai daya tarik wisata gastronomi yang memikat lidah para pelancong.

Sego Lemeng, merupakan nasi gurih yang dibungkus daun pisang, kemudian dibakar di dalam bumbung bambu hingga aromanya semakin harum.

Biasanya, kuliner ini disajikan dengan lauk ayam bumbu pedas atau ikan tuna, menciptakan perpaduan rasa gurih, pedas, dan sedikit aroma smokey yang khas. Makanan tradisional ini kerap menjadi pilihan wisatawan yang ingin mencicipi sensasi makan ala pedesaan Banyuwangi.

Wisata-Gastronomi-Banyuwangi-2.jpgWakil Bupati Banyuwangi (tengah), Mujiono, sedang menyantap sajian Sego Lemeng. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

Sementara itu, Kopi Uthek, menawarkan cara minum yang tak kalah unik. Kopi disajikan tanpa gula, melainkan ditemani potongan gula aren merah.

Penikmatnya bisa memilih menyeruput kopi pahit sambil menggigit gula aren, atau sebaliknya, memakan gula terlebih dahulu sebelum meneguk secangkir kopi panas.

Dua kekayaan kuliner unik khas Bumi Blambangan ini, terus didorong eksistensinya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui ajang tahunan Banyuwangi Festival untuk memperkuat daya tarik pariwisata daerah sekaligus memberdayakan pelaku UMKM lokal.

Tahun ini, Festival Sego Lemeng dan Kopi Uthek, digeber di Desa Banjar, Kecamatan Licin, Banyuwangi, pada Sabtu (6/9/2025).

Ribuan masyarakat Desa Banjar dan sekitarnya, tumplek blek memadati lokasi acara. Meski terik matahari begitu menyengat, antusiasme warga tak surut untuk menikmati suguhan kuliner tradisional sekaligus menyaksikan berbagai atraksi seni yang turut meramaikan festival.

Festival tersebut, diawali dengan kirab tolak bala. Pada kirab kali ini, simbol yang dibawa adalah sapu lidi, penebah lidi, dan air cucian beras yang diyakini dapat menolak hal-hal buruk sebagai wujud pembersihan kampung atau desa.

Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, yang turut hadir bersama Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, mengatakan bahwa Pemkab Banyuwangi akan terus mendorong kegiatan semacam ini sebagai wadah pelestarian kuliner tradisional.

“Festival seperti ini juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk bersilaturahmi sekaligus memperkuat daya tarik wisata daerah. Harapannya, Sego Lemeng dan Kopi Uthek bisa semakin dikenal luas, tidak hanya oleh warga lokal, tapi juga wisatawan nasional hingga internasional,” kata Mujiono, Sabtu (6/9/2025).

Mujiono menceritakan, Sego Lemeng lahir di masa sulit penjajahan. Nasi dimasak dalam bambu dan lauk sederhana. Praktis, ringkas, dan mudah dibawa saat mengungsi. Semua jadi satu, beras dan lauk berpadu dalam bambu, melahirkan cita rasa Sego Lemeng yang bukan sekadar makanan, melainkan simbol perjuangan.

Wisata-Gastronomi-Banyuwangi-3.jpgSajian tradisional khas Banyuwangi, Sego Lemeng. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

Sementara itu, masih Mujiono, Kopi Uthek memberi kita pelajaran hidup. Gula Aren tidak dicampur dengan kopi, tetapi digigit terlebih dahulu hingga berbunyi “Thek”, barulah kopi diseruput.

“Kopi dan gula yang tak dicampur ibarat kehidupan, ada pahit dan ada manis. Kadang manusia harus bersusah payah dulu sebelum bahagia, kadang disitulah kita belajar, bahwa setiap rasa dan pilihan adalah bagian dari kehidupan,” tuturnya.

Sekadar diketahui, wisatawan yang hadir pada festival Sego Lemeng dan Kopi Uthek, juga dapat menikmati berbagai jajanan hasil olahan singkong, seperti getuk, cenil, singkong goreng, hingga sawut yang disajikan hangat oleh warga.

Ragam kudapan tradisional ini semakin melengkapi pengalaman kuliner para pelesir dengan cita rasa khas pedesaan Bumi Blambangan. (*)

Pewarta : Muhamad Ikromil Aufa
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.