TIMES JATIM, SURABAYA – Duka mendalam menyelimuti keluarga Mohammad Aziz Pratama Yudistira, santri 16 tahun asal Cikarang, Jawa Barat, yang menjadi salah satu korban tragedi musala Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny.
Sang paman, Muzaini (39), berbagi cerita tentang sosok keponakannya yang meninggal dunia dalam keadaan sujud.
Firasat Muzaini dimulai dari sebuah keanehan. Pada Senin (29/9/2025), saat musibah terjadi, Muzaini melihat sebuah video TikTok empat tahun lalu yang diunggahnya tiba-tiba mendapat banyak like dan komentar.
“Nah ini ada apa," gumamnya.
Sinyal itu semakin kuat saat pada pukul 14.30 WIB, ia menerima telepon tentang musibah yang terjadi di pondok.
"Jadi, saya di hari itu, sudah enggak nyaman. Anak ini, enggak selamat. Ternyata beneran," tutur Muzaini, Senin (6/10/2025).
Muzaini mengenang Yudistira sebagai sosok yang polos dan rajin. Menurut kesaksian dua saudaranya yang juga mondok di Al-Khoziny yang kebetulan selamat karena tidak ikut salat Ashar Yudistira meninggal dunia saat rakaat ketiga salat.
“Meninggalnya dia saat sujud salat Ashar rakaat ketiga," ujarnya.
Meskipun wajah Yudistira tidak bisa dikenali, Muzaini yakin itu adalah keponakannya berkat ciri-ciri fisik yang ia hafal.
“Saya cari ciri-ciri dia, itu gigi depan patah satu. Yang kedua, rambutnya botak. Yang pas saya buka, tadi di dalam, memang benar," kenangnya.
Terakhir kali keluarga berkomunikasi dengan Yudistira adalah dua hari sebelum kejadian.
“Keluarga dapat kiriman video dari ustadnya, korban setor hafalan kitab. Hari Sabtu," kata Muzaini.
Yudistira adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya, seorang pekerja pabrik, dan ibunya, Sukarti, baru saja stabil setelah kabar duka ini.
Muzaini sengaja tidak banyak bertanya kepada ibunya, takut akan menambah kesedihan. Yudistira kini dalam pengantaran pemakaman di kampung halamannya, di Bekasi, Jawa Barat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Wafat saat Sujud, Kisah Pilu Santri Ponpes Al Khoziny dari Cikarang
Pewarta | : Zisti Shinta Maharani |
Editor | : Deasy Mayasari |