TIMES JATIM, SURABAYA – Provinsi Jawa Timur memperingati Hari Jadi ke-80 pada 12 Oktober 2025 dengan penuh semangat kebersamaan.
Tahun ini, peringatan mengusung tema “Jatim Tangguh Terus Bertumbuh” yang mencerminkan komitmen kuat pemerintah dan masyarakat untuk terus bangkit, tangguh menghadapi tantangan, serta tumbuh menuju masa depan yang lebih maju dan berkelanjutan.
Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur Dr. Kodrat Sunyoto menyatakan, usia ke-80 adalah momentum penting untuk meneguhkan arah pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Jawa Timur 2025–2029, dengan visi “Bersama Jawa Timur maju yang adil, makmur, unggul, dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.”
“Delapan puluh tahun adalah usia yang matang bagi Jawa Timur untuk melangkah lebih kuat. Kita ingin seluruh masyarakat menikmati hasil pembangunan secara merata, dari ujung barat hingga kepulauan,” ujar Kodrat Sunyoto, Senin (13/10/2025).
Meski banyak capaian positif, Pemprov Jawa Timur masih dihadapkan pada sejumlah persoalan strategis.
Di antaranya ketimpangan pembangunan antarwilayah, tingginya angka kemiskinan, pengangguran akibat PHK, serta pernikahan anak dan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masih tinggi. Mutu pendidikan dan layanan kesehatan juga belum merata, terutama di wilayah kepulauan.
Berdasarkan capaian 11 Indeks Kinerja Utama (IKU) 2024, indikator pemerataan seperti Indeks Theil dan Indeks Gini belum memenuhi target.
“Pemerataan pembangunan menjadi prioritas utama. Tidak boleh ada wilayah di Jawa Timur yang tertinggal. Kami akan fokus memperkuat pelayanan pendidikan dan kesehatan, terutama di daerah kepulauan,” tegas Kodrat.
Kemampuan Fiskal Menurun, Kemandirian Jadi Kunci
Tantangan besar lainnya adalah menurunnya kemampuan fiskal daerah akibat perubahan kebijakan hubungan keuangan pusat dan daerah.
Pada tahun anggaran 2025, kemampuan fiskal Jawa Timur berkurang lebih dari Rp4 triliun karena pemberlakuan opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Kondisi ini diperkirakan berlanjut pada tahun 2026 dengan pengurangan Transfer ke Daerah sebesar Rp2,8 triliun.
Untuk itu, Pemprov Jatim menyiapkan langkah strategis dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memperkuat tata kelola keuangan berbasis kinerja.
“Kita harus mandiri secara fiskal. Pajak daerah, retribusi, pengelolaan aset, hingga BUMD harus menjadi penggerak ekonomi daerah. Inovasi keuangan daerah menjadi keharusan, bukan pilihan,” jelasnya
Optimisme Menuju “Gerbang Baru Nusantara
Meski menghadapi tantangan berat, optimisme tetap menyala. Dengan potensi sumber daya alam dan manusia yang besar, Jawa Timur diyakini mampu terus tumbuh dan menjadi motor penggerak ekonomi nasional.
Melalui RPJMD 2025–2029, Pemprov Jatim mencanangkan konsep “Gerbang Baru Nusantara”, yang menempatkan provinsi ini sebagai pusat pertumbuhan baru di kawasan timur Indonesia. Konsep ini diharapkan mampu menarik investasi dan memperkuat posisi Jawa Timur sebagai simpul logistik nasional.
“Konsep Gerbang Baru Nusantara adalah strategi besar untuk menjadikan Jawa Timur sebagai poros pertumbuhan ekonomi baru. Kita akan bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah lain agar potensi ini benar-benar terwujud,” ujar Ketua DPD MKGR Jawa Timur
Semangat Jatim Tangguh Terus Bertumbuh menjadi refleksi atas komitmen seluruh elemen masyarakat untuk terus berinovasi, menjaga solidaritas, dan memperkuat kemandirian daerah.
Dengan kerja sama semua pihak, Jawa Timur diharapkan dapat menjadi contoh daerah yang tangguh, sejahtera, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.
“Delapan puluh tahun Jawa Timur adalah perjalanan panjang yang membuktikan ketangguhan masyarakatnya. Kita harus terus bertumbuh, beradaptasi, dan berinovasi demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutan di HUT ke 80 di Grahadi banyak mengungkap capaian pembangunan yang dianggapnya menunjukkan tren positif dengan semangat JATIM BISA (Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif).
Capaian pertumbuhan itu misalnya pada triwulan II tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,23 persen (yoy), lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 5,12 persen. Angka ini sekaligus menjadi pertumbuhan tertinggi di Pulau Jawa secara quarter-to-quarter (3,09 persen).Produk UMKM Jawa Timur
Pertumbuhan ekonomi ini ditopang oleh sektor investasi, yang pada 2024 mencapai Rp147,3 triliun, tertinggi dalam satu dekade terakhir. Capaian ini menegaskan peran Jawa Timur sebagai lokomotif pembangunan nasional.
Selain itu, peningkatan ekonomi juga diiringi dengan penurunan angka kemiskinan. Per Maret 2025, tingkat kemiskinan Jatim turun menjadi 9,5 persen, dan kemiskinan ekstrem berhasil ditekan hingga 0,66 persen. Lalu desa mandiri mencapai 4.716 dan terbanyak di Indonesia.
Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDKMP) yang kini telah terbentuk di 8.494 titik.
Di sektor pangan, Jawa Timur menegaskan diri sebagai Lumbung Pangan Nasional. Berdasarkan BPS, prediksi produksi padi di Jatim pada Januari November 2025 mencapai lebih dari 12 juta ton GKP, tertinggi di Indonesia. Hal ini seiring dengan luas tambah tanam hingga 1,571 ha, yang merupakan tertinggi di Indonesia juga. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |