https://jatim.times.co.id/
Berita

Kasus HIV di Sidoarjo Capai 270, Dinkes: Ini Bukti Skrining dan Deteksi Dini Berjalan Aktif

Senin, 13 Oktober 2025 - 15:46
Kasus HIV di Sidoarjo Capai 270, Dinkes: Ini Bukti Skrining dan Deteksi Dini Berjalan Aktif Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr. Lakshmi Herawati Yuantina saat diwawancarai awak media di kantornya (FOTO: Syaiful Bahri/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, SIDOARJO – Kabupaten Sidoarjo tengah menghadapi persoalan serius dalam penanganan HIV atau Human Immunodeficiency Virus dengan jumlah kasus mencapai 270 orang. Angka tersebut menjadikan Sidoarjo sebagai salah satu daerah dengan kasus tertinggi di antara kabupaten/kota di Jawa Timur dan perlu mendapat perhatian serius agar tidak terus meningkat setiap tahun.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dr. Lakshmi Herawati Yuantina, menegaskan bahwa jumlah 270 kasus HIV tersebut bukan berarti pemerintah daerah tidak bekerja.

Sebaliknya, lanjut dr. Lakshmi, angka itu menunjukkan hasil kerja keras petugas kesehatan dan relawan yang aktif melakukan skrining serta deteksi dini di berbagai lapisan masyarakat.

“Ini justru menandakan para petugas sangat giat dalam skrining dan deteksi kasus HIV di berbagai lapisan masyarakat,” ujarnya, Senin (13/10/2025).

Lakshmi menjelaskan, Dinas Kesehatan Sidoarjo secara rutin melaksanakan skrining terhadap populasi berisiko melalui program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).

Pemkab Sidoarjo juga menjadi salah satu daerah dengan fasilitas layanan HIV yang tergolong lengkap. Layanan tersebut mencakup edukasi, tes HIV, terapi ARV, hingga program treatment as prevention. Pemkab Sidoarjo juga menargetkan pada tahun 2030 mendatang dapat mencapai nol kasus HIV/AIDS di Kota Delta.

“Kami sudah menyediakan berbagai layanan, mulai dari PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis), kondom, pelicin, hingga terapi rutin bagi ODHA. Semua fasilitas ini kami sediakan agar penularan bisa ditekan semaksimal mungkin,” tambahnya.

Tidak hanya berfokus pada aspek medis, Dinkes Sidoarjo juga memperluas kemitraan dengan berbagai pihak seperti PKBI Jatim, Yayasan Orbit, dan Delta Crisis Center. Tujuannya, memperluas jangkauan layanan sekaligus meningkatkan kesadaran publik terhadap HIV.

“Kami melibatkan banyak pihak supaya layanan bisa lebih dekat dengan komunitas berisiko. Kalau makin banyak yang mau dites, itu justru kabar baik karena artinya mereka bisa langsung mendapatkan penanganan,” jelasnya.

Selain menyasar komunitas tertentu, edukasi tentang HIV juga digencarkan ke kalangan pelajar SMP dan SMA. Dinkes menilai, edukasi dini sangat penting agar generasi muda memiliki pemahaman yang benar tentang cara pencegahan dan tidak terjebak stigma terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).

“Kami ingin anak-anak muda paham bahwa HIV bukan aib, tetapi penyakit yang bisa dikendalikan dengan pengobatan teratur. Semakin cepat ditemukan, semakin besar peluang untuk hidup sehat,” tutur dr. Lakshmi.

Lakshmi juga berharap masyarakat tidak salah menafsirkan data yang beredar. Menurutnya, angka yang tinggi bukan pertanda ledakan kasus baru, melainkan bukti keterbukaan dan keseriusan Pemkab Sidoarjo dalam menangani HIV secara ilmiah dan transparan.

“Justru ini menunjukkan komitmen kami. Sidoarjo tidak menutup mata terhadap isu HIV, tetapi memilih aktif mencari dan menangani setiap kasus agar tidak berkembang lebih parah,” tegasnya (*)

Pewarta : Syaiful Bahri
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.