TIMES JATIM, MALANG – Dalam upaya mencetak generasi berwawasan global, SMA Sabilillah Malang kembali menggelar program English Immersion bagi siswa kelas 11. Program tahunan ini merupakan bagian dari strategi sekolah untuk membiasakan siswa berbahasa Inggris di lingkungan internasional sekaligus mengenalkan budaya dan sistem pendidikan di luar negeri.
Pada tahun 2025 ini, sebanyak 124 siswa kelas 11 berangkat ke Singapura dan Malaysia dalam rangkaian kegiatan yang berlangsung pada 11 - 16 Januari 2025, atau selama enam hari lima malam, yaitu 3 hari di Singapura dan 3 hari di Malaysia.
Kepala SMA Islam Malang Boarding School, Idi Rathomy Baisa, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa program ini telah menjadi agenda rutin sekolah selama empat tahun terakhir dengan tujuan utama memperkuat keterampilan bahasa Inggris siswa melalui pengalaman langsung.
Selama program English Immersion, siswa berkesempatan untuk mengunjungi sejumlah universitas ternama di kedua negara. Di Singapura, mereka melakukan kunjungan ke National University of Singapore (NUS) dan Singapore Management University (SMU), dua institusi pendidikan terbaik yang masuk dalam peringkat top 100 universitas dunia.
Sedangkan di Malaysia, mereka mengunjungi Universiti Malaya, Universiti Pendidikan Sultan Idris, Asia Pacific University (APU), dan Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR).
"Kunjungan ke universitas-universitas ini bukan hanya untuk melihat fasilitas atau kampusnya saja, tetapi juga memberikan pengalaman langsung tentang bagaimana sistem pendidikan di luar negeri. Hal ini menjadi motivasi bagi siswa kami untuk melanjutkan pendidikan di universitas-universitas top dunia," ujar Idi.
Program English Immersion dirancang untuk memberikan pengalaman komprehensif kepada siswa. Selain sesi praktik bahasa Inggris bersama tutor lokal selama 90 menit, siswa juga diwajibkan menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari, baik saat berkomunikasi dengan teman maupun saat menyelesaikan berbagai tugas.
Ke depan, SMA Sabilillah Malang berencana memberikan opsi bagi siswa untuk memilih negara tujuan sesuai dengan minat mereka. Hal ini karena SMA Sabilillah Malang juga telah mengintegrasikan lima bahasa asing yang menjadi peminatan, yakni Inggris, Arab, Mandarin, Jepang, dan Jerman.
"Kami ingin siswa memiliki lebih banyak pilihan, sehingga mereka bisa mengunjungi negara yang relevan dengan bahasa yang mereka pelajari," kata dia.
Misalnya, siswa yang mempelajari bahasa Mandarin bisa ke China, atau yang mempelajari bahasa Jerman bisa ke Jerman. Dengan begitu, mereka tidak hanya belajar bahasa tetapi juga memahami budaya dan dinamika negara tersebut.
SMA Sabilillah Malang berkomitmen untuk mencetak generasi yang siap bersaing di dunia global. Hal itu sesuai debgan visinya untu melahirkan siswa yang menjadi pemimpin peradaban dunia, islami, berkarakter, dan memiliki wawasan global. "Program English Immersion ini adalah salah satu langkah untuk mencapai visi tersebut," tutup Idi.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Anisa Rahmah, S.Pd menambahkan, program ini memiliki tiga tahapan utama, yaitu pre-immersion, immersion, dan post-immersion. Pada tahap pre-immersion, siswa mendapatkan guidebook yang berisi panduan percakapan sehari-hari, tata tertib di negara tujuan, hingga prosedur interaksi di tempat umum, seperti bandara dan pusat perbelanjaan.
"Kami memberikan pembekalan lengkap, termasuk simulasi percakapan, sehingga siswa lebih siap menghadapi situasi nyata di negara tujuan," jelasnya.
Selama kegiatan immersion, siswa juga mengikuti techno project yang mengintegrasikan tema-tema global seperti teknologi masa depan dan keberlanjutan lingkungan. Contohnya, saat mengunjungi Singapore Mobility Gallery, siswa mempelajari inovasi transportasi dan perumahan cerdas di Singapura.
"Techno project ini membantu siswa memahami bagaimana negara maju mengelola teknologi dan lingkungan. Hasil pengamatan mereka akan dikembangkan menjadi proyek di sekolah," tambah Anisa.
Setelah kembali dari program, tahap post-immersion melibatkan pembahasan tugas, presentasi proyek, dan pemberian penghargaan kepada siswa.
"Tahapan ini memastikan bahwa pengalaman mereka tidak hanya berhenti di luar negeri, tetapi juga menjadi pelajaran berharga untuk pengembangan diri mereka ke depan," ujarnya.
Selain meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris, program ini juga dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kemandirian, toleransi, dan kedisiplinan. Ketika berada di luar negeri, siswa belajar bagaimana menghargai perbedaan budaya, mematuhi aturan, dan menyelesaikan masalah secara mandiri.
"Misalnya, mereka harus mampu berurusan dengan petugas imigrasi atau beradaptasi dengan ritme hidup yang cepat di Singapura," kata dia.
Anisa menambahkan, pengalaman ini memberikan wawasan visual yang lebih luas kepada siswa. Hal-hal kecil seperti kebersihan, budaya antre, dan ketertiban lalu lintas menjadi pelajaran penting yang tidak bisa diperoleh hanya dari teori di kelas. "Ini adalah bekal bagi siswa untuk menjadi pemimpin peradaban dunia," ujarnya.
Program ini telah memberikan dampak signifikan terhadap siswa. Salah satu hasil nyata adalah peningkatan kepercayaan diri siswa dalam berbahasa Inggris.
"Setelah mengikuti program ini, siswa lebih percaya diri berbicara bahasa Inggris, bahkan di kegiatan sekolah seperti English Day, yang diadakan setiap Rabu. Mereka menjadi lebih berani, tidak takut salah, dan kemampuan berbicara mereka meningkat pesat," jelasnya.
Program English Immersion juga berhasil memotivasi siswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Saat ini, tercatat 18 alumni SMA Sabilillah Malang telah melanjutkan pendidikan di berbagai negara, termasuk Belanda, Inggris, Australia, Malaysia, Swiss, Turki, dan China.
Dengan program ini, SMA Sabilillah Malang telah banyak memberikan pengalaman belajar yang luar biasa untuk siswa dengan keterampilan dan perspektif yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global. Program ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan di SMA Sabilillah Malang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan hidup di era globalisasi. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |